REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunda penetapan hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 di Kuala Lumpur. Sebab, Panitia Penyelenggara Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur masih menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di kota tersebut.
"Kuala Lumpur mungkin menyusul, masih menunggu proses pemungutan suara menggunakan pos," ujar Komisioner KPU Viryan kepada wartawan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
PSU di wilayah PPLN Kuala Lumpur dilakukan atas tindak lanjut rekomendasi Bawaslu terkait kasus temuan dugaan surat suara tercoblos. Bawaslu menyebut surat suara tercoblos itu diperuntukkan untuk metode pemungutan suara pos.
Viryan menyebut sampai saat ini pihaknya masih terus berkomunikasi dengan PPLN Kuala Lumpur, "Kami masih menunggu kabar dari PPLN Kuala Lumpur," lanjutnya.
Lebih lanjut, Viryan menyebut proses rekapitulasi dan penetapan hasil perolehan suara luar negeri yang berlangsung sejak Sabtu (4/5) berjalan lancar. Pihaknya optimistis proses rekapitulasi luar negeri selesai hari ini atau selambat-lambatnya Kamis (9/5).
"Proses rekap semakin lancar karena polanya kita juga sudah tahu, dalam artian ada hal yang mungkin itu kurang pas dari teman-teman PPLN namun bisa dikonfirmasi semuanya," ujarnya.
Pada Rabu, KPU masih melanjutkan rapat pleno penetapan rekapitulasi hasil perolehan suara di luar negeri. Hingga Selasa siang, KPU baru menyelesaikan 74 dari 130 wilayah kerja PPLN.
Calon terpilih pada Pemilu 2019 akan ditentukan berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dari formulir C1 yang dilakukan secara manual dan berjenjang, mulai dari tingkat TPS, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Hasil itu baru akan diumumkan KPU. Hasil itu baru akan diumumkan KPU selambat-lambatnya pada 22 Mei 2019.