Rabu 08 May 2019 18:49 WIB

Naruhito Kembali Gelar Ritual Penobatan Kaisar Jepang

Naruhito akan dinobatkan dalam upacara pada 22 Oktober.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako menyapa masyarakat Jepang untuk pertama kali dari balkon di Imperial Palace, Tokyo, Sabtu (4/5).
Foto: Fumine Tsutabayashi/Kyodo News via AP
Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako menyapa masyarakat Jepang untuk pertama kali dari balkon di Imperial Palace, Tokyo, Sabtu (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar baru Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako melakukan ritual kepada dewa Shinto. Ritual tersebut merupakan upacara penting dan termasuk ke dalam rangkaian penobatannya sebagai kaisar.

Naruhito tampak mengenakan jubah berwarna cokelat dan topi hitam. Sementara, Masako memakai gaun dengan kombinasi warna hijau muda dan merah muda. Upacara ritual itu digelar di Istana Kekaisaran. 

Baca Juga

Penobatan Naruhito akan berlangsung dalam sebuah upacara pada 22 Oktober, di mana akan dihadiri oleh ratusan pejabat asing. Dalam penobatan tersebut, Naruhito akan melangkah ke sebuah paviliun tinggi yang disebut Takamikura dan menyatakan diri sebagai kaisar kepada seluruh dunia. 

Rangkaian acara penobatan akan dilanjutkan dengan Upacara Pengucapan Syukur Agung pada 14-15 November. Dalam upacara tersebut, Naruhito akan menawarkan beras yang baru dipanen dan sake kepada leluhur serta dewa kekaisaran. Kemudian, Naruhito akan berdoa untuk panen yang lebih baik dan perdamaian nasional.

Kaisar baru Jepang Naruhito secara resmi naik takhta pada Rabu (1/5). Naruhito menerima tanda kekaisaran berupa pedang dan perhiasan sebagai bukti suksesi dalam upacara di Imperial Palace.

Penyerahan jabatan terjadi sehari setelah ayahnya, Akihito menyerahkan takhta dalam dua abad terakhir, Selasa (30/4). Mantan kaisar, Akihito dan permaisuri Michiko mengundurkan diri dalam upacara singkat dan sederhana. Setelah tiga dekade menjadi bangsawan utama negara itu, Akihito berterima kasih kepada rakyat Jepang dan mengatakan ia berdoa untuk perdamaian.

Naruhito merupakan kaisar pertama yang lahir setelah Perang Dunia Kedua, dan yang pertama dibesarkan sendiri oleh orang tuanya. Ia menyampaikan pada hari ulang tahunnya pada Februari, saat menggantikan ayahnya ia akan lebih bersungguh-sungguh dalam mengemban jabatan.

Istrinya, Masako merupakan seorang mantan diplomat berusia 55 tahun. Bersama dengan Naruhito, keduanya memiliki pengalaman belajar yang panjang dan tinggal di luar negeri. Diharapkan keduanya memiliki pandangan yang lebih internasional dan lebih dekat dengan kehidupan banyak orang Jepang. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement