REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Hanya saja, ada beberapa golongan yang diberi keringanan tidak berpuasa oleh Allah SWT, salah satunya adalah wanita menyusui.
Namun, bagaimana jika ibu menyusui tetap ingin berpuasa? Menurut dokter spesialis anak merangkap konsultan laktasi, dr Utami Roesli SpA IBCLC, dari segi kesehatan, ibu menyusui boleh saja menjalankan puasa.
"Sebetulnya tidak menjadi masalah, tapi bayinya sudah berusia di atas enam bulan atau sudah makan makanan pendamping ASI,” ujar Utami, saat dihubungi oleh Republika.co.id, beberapa waktu yang lalu.
Meski begitu, ada hal yang harus diperhatikan oleh ibu menyusui yang berpuasa. Utami mengingatkan agar ibu menyusui menjaga asupan cairan dan makan.
Jadwal makan ibu menyusui harus tetap tiga kali sehari. Sahur dianggap sebagai sarapan, makanan berbuka puasa bisa disamakan dengan makan siang, dan makan sehabis shalat tarawih adalah makan malam.
Di samping kecukupan nutrisi, ibu menyusui juga harus minum banyak air putih.
“Di sebelah tempat tidurnya itu harus ada air. Begitu dia terbangun, airnya langsung diminum,” katanya.
Menurut Utami, berpuasa tidak memberikan dampak apapun pada ibu menyusui. Ia mengungkapkan, ibu yang kekurangan gizi saja, ASI-nya masih bisa diminum oleh bayinya. Artinya, tidak ada perubahan apa pun dalam air susunya karena gizi yang terkandung dalam ASI diambil dari simpanan gizi ibunya.
“Misalnya ibunya kurang makan makanan yang mengandung kalsium, (maka) deposito kalsium ibunya yang ditarik,” jelas Utami yang dikenal sebagai aktivis yang gigih memperjuangkan hak-hak bayi agar mendapatkan ASI yang baik.
Menurut Utami, bayi tidak semestinya diberi susu formula andaikan sang bunda ingin berpuasa. Ibu tetap bisa berpuasa asalkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dirinya.