Kamis 09 May 2019 08:48 WIB

Dinasti Mamluk dan Hikmah Kejatuhan Baghdad

Dinasti Mamluk menjadi tempat pelarian para ilmuwan asal Baghdad.

Red: Agung Sasongko
Ilustrasi militer Dinasti Mamluk.
Foto: historytoday.com
Ilustrasi militer Dinasti Mamluk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Philip K Hitty dalam bukunya History of the Arabs menulis, kemenangan tentara Muslim Mesir atas tentara Muslim Mongol tersebut membuat Dinasti Mamluk menjadi tumpuan harap an umat Islam sekitarnya. Banyak dinasti-dinasti kecil yang akhirnya menyatakan kesetiaannya pada Mesir, salah satunya adalah Suriah.

Setelah Sultan Qutuz wafat, Baybars kemudian menggantikannya memimpin Dinasti Mamluk mulai 1260 M hingga 1277 M. Baybars adalah sultan terbesar dan termasyhur di antara 47 sultan Dinasti Mamluk lainnya. Pada masa pemerintahannya, Baybars berhasil mengorganisasi angkatan perang, membangun kembali angkatan laut, memperkuat benteng, menggali sejumlah kanal, memperbaiki pelabuh an, serta menghubungkan Kairo dan Damaskus dengan layanan burung pos yang hanya butuh waktu empat hari.

Baca Juga

Sultan yang bernama lengkap al- Malik al-Zhahir Rukn al-Din Baybar al Bunduqdari ini pada awalnya adalah seorang budak dari Turki yang pada usia muda dijual ke Damaskus seharga 800 dirham. Ia kemudian dikembalikan lagi oleh pembelinya karena terdapat cacat di salah satu mata birunya.

Untuk memperoleh simpati simpati penguasa Islam lainnya, Baybars membaiat keturunan Bani Abbas, al-Mustanshir Billah, yang berhasil lolos dari serangan Mongol, sebagai khalifah. Dengan demikian, Dinasti Abbasiyah yang telah dihancurkan oleh Hulaghu Khan berhasil disambung lagi oleh Dinasti Mamalik. Tak hanya itu, prestasi mereka.

Marshall GS Hodgson dalam bukunya The Venture of Islam menulis, Dinasti Mamluk juga berhasil melumpuhkan kekuatan tentara Salib di Laut Tengah, menghancurkan kelompok Hassasin (para pembunuh) di Suriah, dan menghancurkan kapal-kapal Mongol di Anatolia.

Sejak jatuhnya Baghdad sebagai pusat peradaban Islam ke tangan Bangsa Mongol, membuat Mesir menjadi tempat pelarian para ilmuwan asal Baghdad. Banyaknya ilmuwan yang mencari perlindungan di Mesir, membuat ilmu pengetahuan di Mesir semakin berkembang, seperti ilmu sejarah, kedokteran, astronomi, matema tika, dan ilmu agama.

Banyaknya cendekiawan tersebut turut membantu kemajuan Mesir. Dalam bidang ekonomi, Dinasti Mamluk membuka hubungan dagang de ngan Prancis dan Italia melalui per luasan jalur perdagangan yang sebelumnya dirintis oleh Dinasti Fa thimiyah. Hasil pertanian meningkat karena didukung oleh jaringan transportasi antarkota melalui darat ataupun laut yang tertata dengan baik. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah, masjid, dan perpustakaan, menghasilkan seni bangun an yang mirip dengan Baghdad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement