Kamis 09 May 2019 11:00 WIB

Restorasi Istanbul Usai Penaklukan Konstantinopel

Pembangunan kembali Istanbul dimulai pada musim panas 1453

istanbul
Foto: ap
istanbul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pembangunan kembali Istanbul dimulai pada musim panas 1453 dengan proyek awal adalah perbaikan dinding-dinding benteng Theodosian dan berbagai benteng lain yang rusak selama pengepungan Ottoman.

Mengingat Istana Bizantium dan Istana Blachernae sudah menjadi reruntuhan, Fatih membangun kediaman baru di Bukit Ketiga, sebuah tempat yang disebut oleh Kritovoulos sebagai lokasi terbaik di pusat kota. Istana baru itu saat ini dikenal dengan nama Eski Saray atau istana lama karena beberapa tahun kemudian sultan membangun istana lagi di Bukit Pertama, gedung dengan kubah-kubah megah yang menjadi ikon Istanbul kini, Topkapi Sarayi.

Baca Juga

Sultan Fatih juga memerintahkan pembangunan perbentengan kuat dekat Golden Gate yang terletak di barat daya kota, sebuah struktur bangunan yang diberi nama Yedikule, Kastil Tujuh Menara. Menjelang penaklukan Kons tantinopel, pada 1452 pasukan Ottoman sudah membangun benteng Rumeli Hisari di sebelah timur kota untuk memutus jalur transportasi dari Laut Hitam sebagi persiapan pengepungan pada tahun berikutnya. Benteng itu dibangun di pesisir Eropa Bosporus, pada titik tersempit selat itu, sekitar 700 meter dari benteng Anadolu Hisari yang dibangun pada sisi Asia oleh Sultan Ottoman Beyazit I pada 1394.

Ottoman juga membangun pasar besar yang disebut Kapali Carsi atau dikenal dengan sebutan bazar tertutup karena dinaungi oleh bangunan besar. Bagian tengah pasar berupa aula besar Bedesten Lama dengan 15 kubahnya yang masih bertahan hingga kini meski pun pasar itu pernah hancur oleh serangkaian gempa bumi dan kebakaran.

Lalu pada 1458, Fatih membangun kompleks masjid raya di luar tembok Konstantinopel yang bersisian dengan perairan Golden Horn. Masjid itu didedikasikan untuk Abu Ayyub al-Anshari, sahabat nabi yang gugur saat pengepungan pertama kota itu oleh pasukan Arab pada 647-648 M. Makam tokoh buta ini ditemukan saat kota itu ditaklukkan Ottoman 800 tahun kemudian.

Untuk menggerakkan ekonomi, pada 1459 Fatih memerintahkan seluruh warga kota yang sehat dan dewasa untuk ikut berpartisipasi dalam proyek pembangunan berbagai gedung yang megah di dalam lingkup tembok kota. Fasilitas publik yang dibangun meliputi pemandian umum, penginapan, pasar, serta pusat kerajinan dan perbengkelan.

Fatih benar-benar memanfaatkan tenaga kerja yang ada saat itu dari penduduk kota, termasuk untuk membangun berbagai tangsi militer dan pangkalan angkatan laut, salah satunya di Tersane yang terletak di pesisir utara Golden Horn. Sementara, pusat persenjataan Tophane dibangun di sebelah utara da ratan Eropa Konstantinopel, di bagian bawah pesisir Selat Bosporus, di luar tembok Galata.

Pembangunan kembali Istanbul tak hanya dilakukan oleh sultan, tapi juga pejabat tinggi Ottoman, terutama para patih (wazir) atau penasihat raja. Umumnya, mereka membangun masjid. Salah satu masjid yang dibangun pada periode awal, yaitu Mahmut Pasha Camii, yang terletak di Bukit Kedua pada 1462.

Mahmut Pasha adalah bangsawan Yunani yang memeluk Islam dan menjadi salah satu komandan angkatan darat Ottoman dalam penaklukan Konstantinopel. Dia kemudian di angkat oleh Fatih sebagai wazir pada 1456. Proyek pembangunan oleh sultan dan para wazirnya, terutama bangunan masjid, menan dai fase transisi kota itu dari Konstantinopel Yunani menjadi Istanbul Turki yang menjadi ibu kota Kekaisaran Ottoman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement