Kamis 09 May 2019 13:08 WIB

Cegah AMR, Penggunaan Antibiotik Harus Bijak

AMR telah menjadi ancaman global bagi kesehatan masyarakat, hewan, dan lingkungan.

Red: EH Ismail
seminar “Peningkatan Kesadaran tentang Pencegahan dan Pengendalian Resistensi Antimikroba untuk Dokter Hewan Technical Service” di Jakarta pada Kamis (9/5)
Foto: Humas Kementan
seminar “Peningkatan Kesadaran tentang Pencegahan dan Pengendalian Resistensi Antimikroba untuk Dokter Hewan Technical Service” di Jakarta pada Kamis (9/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat diimbau cerdas menggunakan antibiotik untuk mencegah bahaya anti microbial resistance (AMR/resistensi antimikroba). Hal itu harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan one health yang bersifat multisektor dan melibatkan banyak pihak.

“Semua aktor mulai peternakan hingga konsumen, dan dari fasilitas kesehatan ke lingkungan, terlibat dalam kampanye dan penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab,” ujar pengurus Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) Tri Satya Putri Naipospos, dalam seminar “Peningkatan Kesadaran tentang Pencegahan dan Pengendalian Resistensi Antimikroba untuk Dokter Hewan Technical Service” di Jakarta pada Kamis (9/5).

Penggunaan antimikroba yang bijak dan bertanggung jawab harus dipahami oleh semua orang yang terlibat dalam sektor peternakan. Termasuk dokter hewan yang bekerja di berbagai sektor seperti praktisi, perwakilan dari sektor swasta, terutama perusahaan obat-obatan hewan dan pabrik pakan. 

"Ke depan mereka dapat menjadi agen perubahan dalam penggunaan antimikroba yang bijak dan bertanggung jawab di tingkat peternakan dan masyarakat veteriner untuk mengurangi risiko resistensi antimikroba di sektor peternakan dan kesehatan hewan" ujar Tri Satya.