REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Bentrokan antara pihak yang berperang di Libya telah berlangsung lagi setelah dua hari suasana tenang, kata seorang juru bicara Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), yang diakui PBB di negeri itu, Rabu (8/5). Menurut Juru Bicara GNA Mustafa al-Mjai, bentrokan berlangsung di dekat Bandar Udara Internasional Tripoli antara pasukan pro-GNA dan pasukan yang setia kepada komandan militer Libya Timur Khalifa Haftar.
"Sasaran utama kami ialah mendirikan pengawasan yang efektif atas bandar udara dan Kabupaten Qasr Ben Ghashir di sebelah selatan ibu kota," kata al-Mjai.
Pasukan pro-GNA juga berharap bisa memukul mundur pasukan Haftar dari Kota Garyan dan Tarhunah, yang masing-masing berada 100 kilometer di sebelah selatan dan 90 kilometer di sebelah tenggara Tripoli. Pada awal April, Haftar yang mengomandani pasukan yang setia kepada pemerintah saingan GNA di Libya Timur melancarkan operasi besar untuk merebut ibu kota Libya.
Namun, setelah lebih dari satu bulan pertempuran sporadis di pinggir Tripoli, pasukan Haftar gagal mencapai sasaran utama mereka walaupun mereka telah merebut beberapa kota besar dan kota kecil di sekitar Tripoli.
Libya terus dirongrong kerusuhan sejak 2011, ketika orang yang lama memimpin negeri itu, Muammar Qaddafi, digulingkan dan terbunuh dalam aksi perlawanan berdarah yang didukung NATO setelah empat dasawarsa kekuasaannya.
Sejak itu, negara yang kaya akan minyak tersebut telah menyaksikan kemunculan dua pemerintah yang bersaing: satu di Libya Timur yang bersekutu dengan Haftar, sementara satu lagi di Tripoli yang mendapatkan pengakuan PBB.