REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki khazanah kuliner lezat yang cocok menjadi pilihan saat berbuka puasa. Jika merasa bosan dengan menu ayam taliwang, plecing kangkung, atau nasi balap puyung, Anda bisa mencoba menu khas Lombok yang lain seperti ayam pelalah Lombok di Kedai Kopi Pancing.
Kedai ini berada di Jalan Pemuda, Gomong, Selaparang, Kota Mataram atau hanya sekira 1,3 kilometer dari Islamic Center NTB. Kedai Kopi Pancing tak sekadar menyajikan aneka kopi nusantara, melainkan juga sejumlah makanan lezat. Selama bulan suci Ramadhan, Kedai Kopi Pancing memiliki paket menu khusus berupa ayam pelalah lombok, ikan pelalah lombok, dan puyuh pelalah Lombok.
"Di tempat lain jarang ditemukan. Biasanya di Lombok sajian Pelalah dipakai untuk acara-acara besar," ujar manajer Kedai Kopi Pancing Ahmad Yayan kepada Republika belum lama ini.
Yayan mengatakan ayam, ikan, dan puyuh pelalah Lombok memiliki bahan baku utama ayam kampung, ikan nila, dan puyuh. Kelezatan pelalah ditopang adonan bumbu seperti cabai merah besar, lengkuas, dan sejumlah bumbu lain yang diblender.
Yayan menjelaskan proses pembuatan olahan pelalah tergolong sederhana. Ayam, ikan, dan puyuh yang sudah direbus diberikan bumbu untuk kemudian dikeringkan beberapa menit. Langkah selanjutnya ayam, ikan, dan puyuh, dioleskan dengan bumbu pelalah yang telah diblender. "Modelnya seperti rendang namun lebih cair," kata Yayan.
Cita rasa ayam, ikan, dan puyuh pelalah begitu lezat saat tiba di lidah. Sentuhan rasa pedas dan manis bersatu padu dengan begitu kuat. Bumbu pelalah sedikit mirip dengan bumbu ayam taliwang, namun tampil dengan tekstur berkuah dan lebih cair.
Dengan merogoh kocek Rp 25 ribu, pengunjung sudah dapat menikmati satu porsi ayam goreng pelalah atau ikan goreng pelalah maupun ayam puyuh goreng pelalah. Harga tersebut termasuk dengan nasi, tempe, dan kerupuk. Kedai Kopi Pancing menyediakan sekitar 50 porsi untuk masing-masing menu tersebut selama Ramadhan.
Yayan mengatakan menu tersebut sengaja ditawarkan sebagai pengobat kerinduan masyarakat Lombok akan masakan rumahan. "Kita jual selama puasa. Biar orang yang di luar kota dan pulang ke Lombok rindu dengan masakan rumahan seperti ini bisa menikmatinya tanpa harus memasak di rumah," ucap Yayan.