Jumat 10 May 2019 10:40 WIB

Megawati: Kenapa Bisa Itu Banyak KPPS Meninggal

PDIP telah menyampaikan duka cita atas banyaknya KPPS yang meninggal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan silahturahmi Cawapres 01 KH Ma'ruf Amin di Teuku Umar, Jakarta, Kamis (9/5).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan silahturahmi Cawapres 01 KH Ma'ruf Amin di Teuku Umar, Jakarta, Kamis (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan rasa duka atas meninggalnya ratusan petugas penyelenggara dan pengawas Pemilu 2019. Ia heran lantaran jumlah korban begitu banyak pada pemilu 2019.

"Memang ya sudah saya sampaikan kenapa bisa banyak itu yang sampai meninggal. Dan kami dari PDI Perjuangan menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada mereka," kata Mega usai menemui cawapres Ma'ruf Amin di kediamannya, Jakarta, Kamis (9/5).

Baca Juga

Ia meminta semua pihak mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Tujuannya agar pemilu berikutnya lebih baik sekaligus peristiwa meninggalnya banyak petugas tidak terulang kembali. "Tentu untuk supaya hal-hal ini dijadikan pembelajaran, dievaluasi untuk tata cara yang akan datang agar lebih baik," ujarnya.

Di sisi lain, istri almarhum Taufik Kiemas itu memuji kinerja penyelenggara dan pengawas pemilu dari tingkat daerah hingga pusat. Menurutnya, mereka sudah menyelenggarakan pemilu 2019 dengan baik.

"Saya sangat mengapresiasi kerja KPU. Bagaimana pun dan apapun juga mereka telah melakukan kerja politik di dalam ranah pemilu ini," ucapnya.

Berdasarkan informasi hingga Sabtu, (4/5), tercatat ada 554 petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia sepanjang proses Pemilu 2019. Jumlah tersebut terdiri atas anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panwaslu, dan Polri. Dari jumlah itu, 440 anggota KPPS meninggal dunia dan 3.788 anggota KPPS jatuh sakit. Rizky Suryarandika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement