REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi reksa dana syariah diharapkan meningkat signifikan dengan bantuan platform online atau digital. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, pertumbuhan dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana syariah meningkat 200 persen dalam lima tahun belakangan.
Perkembangan platform online juga telah membantu meningkatkan investor reksa dana syariah hingga mencapai 102.253 pada Februari 2019.
"Perkembangan industri reksa dana syariah dalam lima tahun ke depan diperkirakan akan meningkat pesat berkat digital. Apalagi dengan berkembangnya generasi milenial yang produktif menghasilkan dan membelanjakan uang, serta mayoritas muslim. Dari situ, pangsa syariah masih sangat luas," kata Deputi Direktur Pasar Modal Syariah OJK M Touriq dalam peluncuran reksa dana syariah Tokopedia, Kamis (9/5) malam.
Dibandingkan dengan konvensional, dana kelolaan reksa dana syariah memang terbilang masih kecil yakni Rp 35,38 triliun per April 2019, dibandingkan dengan total keseluruhan dana kelolaan reksa dana di Indonesia yang mencapai Rp 520,9 triliun.
Touriq mengakui, minimnya literasi pasar modal syariah di kalangan masyarakat menjadi salah satu kendala dalam perkembangan industri reksa dana syariah. Berdasarkan survei OJK, literasi pasar modal syariah baru mencapai 0,02 persen dan inklusi baru sebesar 0,01 persen.
OJK berharap kehadiran berbagai produk reksa dana syariah di platform online atau digital, juga menampilkan informasi atau edukasi mengenai pasar modal syariah.
"Adanya gadget dan platform perlu juga menampilkan informasi yang mengedukasi tentang ini. Ketika produk reksa dana sudah masuk digital, semua bisa diakses oleh semua kalangan, terutama milenial. Lalu kalau disediakan fitur-fitur edukasi akan sangat membantu minat investasi masyarakat," jelas Touriq.
Dari sisi produk, jumlah reksa dana syariah terbilang masih sedikit yakni sebanyak 243 produk, dibandingkan dengan konvensional yang mencapai 2.085 produk.
Direktur Pengelolaan Investasi OJK, Sujanto menambahkan OJK mendorong industri untuk mengembangkan produk reksa dana syariah. Hal ini bertujuan agar dapat dengan cepat mengejar ketertinggalan jumlah investor reksa dana konvensional yang kini telah hampir mencapai 1,3 juta.
"Diharapkan ke depannya produk reksa dana semakin berkembang, variasi produk tidak berhenti pada produk ini dan investor semakin banyak," kata Sujanto.
Dia juga mengapresiasi Tokopedia yang bersama Bareksa telah meluncurkan produk reksa dana syariah di platform e-commerce tersebut. Tokopedia telah memiliki dua produk reksa dana syariah, dan produk pertama yang diluncurkan tercatat cukup berhasil menarik minat investasi masyarakat hingga jumlah investor reksa dana syariah dapat mencapai 200 ribu investor.
"Nilai transaksinya sudah lebih dari Rp 116 miliar. Diharapkan ke depannya produk reksa dana syariah semakin berkembang dan variasi produk tidak berhenti pada produk ini," kata Sujanto.