REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namanya sudah berubah menjadi Jalan Haji Agus Salim. Tapi jalan di sebelah timur gedung Djakarta Theatre, Menteng, Jakarta Pusat, masih dikenal sebagai Jalan Sabang.
Saat bulan Ramadhan, khususnya menjelang petang mulai pukul 16.00 WIB, Jalan Sabang akan dipenuhi pedagang makanan. Mulai dari takjil hingga makanan berat.
"Rata-rata mulai buka jam 4 sore sampai jam 7 malam, tergantung makanannya saja masih ada apa nggak," kata salah satu pedagang takjil, Indra (36).
Sajian takjil yang tersedia di Jalan Sabang cukup bervariasi. Mulai dari gorengan dan kue tradisional dengan harga Rp 2 ribuan per satuannya. Di sana paket kue serabi dihargai Rp 7 ribu, es kelapa muda Rp 7 ribu atau es buah seharga Rp 10 ribu.
Aneka makanan takjil yang tersedia di sepanjang Jalan Sabang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/5).
Sedangkan untuk makanan berat, para pedagang di lokasi tersebut menyajikan menu makanan seperti pempek, dengan harga rata-rata Rp 15 ribu. Ada pula nasi gandul khas Pati yang dijual dengan harga Rp 17 ribu.
Selain itu, masih banyak jenis makanan lain yang juga dijajakan di kawasan tersebut. Mulai dari satai, tahu campur, soto ceker, nasi padang, ayam bakar, sop kaki kambing, sampai sea food.
"Cukup variatif makanannya, cukup terjangkau juga harganya, di bawah Rp 10 ribu lah harganya," kata salah satu pengunjung Jalan Sabang, Ahmad (22).
Tak ada salahnya sesekali mampir ke Jalan Sabang untuk ngabuburit menunggu waktu maghrib. Para pedagang takjil mengaku, mereka berjualan di Jalan Sabang mulai hari pertama Ramadhan, sampai H-2 Lebaran. Mereka tidak berjualan selama satu bulan penuh karena bersiap untuk pulang ke kampung halaman.
Setelah membeli takjil di Jalan Sabang, para pengunjung bisa melaksanakan shalat maghrib tak jauh dari lokasi tersebut. Pengunjung bisa shalat di Masjid Al-Hikmah Sarinah yang berlokasi di sebelah utara gedung Djakarta Theatre.