REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalau Anda berada di Jalan Sabang, Menteng, Jakarta Pusat, coba cari salah satu lapak takjil yang legendaris di sana. Namanya lapak Hajjah Mumum.
Lapak takjil yang berlokasi dekat dengan gang Sabang Smartfren Gallery itu seringkali telah tutup sebelum maghrib tiba. "Iya kita mulai buka sekitar jam dua, jam tiga. Sebelum maghrib biasanya juga sudah habis," kata anak Hajjah Mumun, Dian (43), kepada Republika.co.id.
Bahkan larisnya lapak Hajjah Mumun juga diakui oleh padagang takjil lainnya, Indra (38). Ia mengatakan, kolak betawi milik Hajjah Mumun tersebut sangat laris. "Satu harinya ribuan porsi itu," tuturnya.
Lapak yang saat ini dikelola oleh dua anak perempuan Hajjah Mumun menawarkan beberapa makanan untuk berbuka seperti kolak biji salak, kolang-kaling, pacar cina, serta singkong. Harga satu porsinya adalah Rp 10 ribu.
Lapak Hj. Mumun. Penjual kolak dan takjil legendaris di Jalan Sabang, Menteng, Jakarta Pusat. Hj. Mumun sudah mulai berjualan sejak 1989. Saat ini lapaknya dikelola oleh dua anaknya, Dian (43) dan Megawati (40), Rabu (8/5).
Selain itu, lapak yang saat ini dikelola oleh Dian dan Megawati (40) itu juga menawarkan kudapan mi bihun dengan harga Rp 5 ribu, gorengan seperti, risol, tahu, martabak, dan tempe seharga Rp 2 ribu. Tak ketinggalan lontong seharga Rp 2 ribu.
Dengan jualannya tersebut, Dian mengaku, setiap harinya omzet yang dihasilkan dapat mencapai Rp 10 juta. "Tapi ya namanya dagang pasti ada naik turunnya," ujarnya.
Dian dan Megawati tak tahu pasti berapa porsi kolak yang terjual dalam setiap harinya. "Kalau 500 ada kali ya, soalnya nggak ngitung juga, ada yang beli 10, 50, 100 juga ada," kata Dian.
Ia menambahkan, lapak takjil Hajjah Mumun akan buka hingga H-2 Lebaran. Meskipun ia tidak mudik. Akan tetapi, juru masak yang membantu mereka akan pulang kampung menjelang Lebaran.