REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Irfan Syauqi Beik, menargetkan mampu mengumpulkan dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS) sebesar Rp 3,5 triliun selama Ramadan 1440 H ini.
“Secara nasional target Rp 3,5 triliun, untuk Baznas pusat targetnya Rp 85 miliar, sisanya (Rp 2,9 triliun) itu berasal dari Baznas daerah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ),” ujar Irfan saat ditemui usai konferensi pers di Gedung Baznas, Jakarta Pusat, Jumat (10/5).
Dari Januari hingga Desember (termasuk Ramadhan), secara keseluruhan Baznas menargetkan dana ZIS sebesar Rp 9,5 triliun. Dan target Baznas pusat untuk 2019 ini akan mampu kumpulkan hingga Rp 250 milliar, sisanya pun juga dari Baznas daerah dan LAZ.
“Total pengumpulan ZIS 2019 ini, meningkat delapan persen dibanding 2018 lalu,” kata Irfan.
Untuk memenuhi target pengumpulan dana ZIS ini, Baznas menggandeng beberapa platform digital serta membuka gerai zakat di puluhan mall seluruh Indonesia. Dan setiap tahunnya, Baznas selalu membentuk kepanitiaan sendiri khusus untuk program Ramadhan.
Ketua Panitia Nasional Program Baznas, Romidi Karnawan, untuk mencapai target, Baznas memang telah memberikan layanan kepada muzaki agar mudah berzakat, infak, dan sedekah. Baznas menyiapkan saluran layanan di perkantoran dan mal ada 63 titik keramaian, wilayah Jabodetabek.
“Kalau biasanya masyarakat harus ke masjid untuk berzakat, sekarang bisa ke mal dan perkantoran. Di Jakarta sendiri ada 10 mal yang bekerjasama dengan Baznas untuk membuka gerai zakat,” kata Romidi dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, kemudahan juga didapat melalui zakat, infaq, dan sedekah secara digital seperti melalui Shopee, Jenius, Tokopedia, Kitabisa, atau Bukalapak. Khusus para pegawai kementerian dan lembaga yang masuk dalam unit pelayanan zakat (UPZ), bisa bayar zakat melalui payroll di bagian keuangan masing-masing kantor.
Ada juga layanan Zakat Istana yang sudah empat tahun berjalan, dan tahun ini diharapkan akan terlaksana kembali. Begitupun kepala daerah juga bisa membayarkan zakat ke kantor wali kota, bupati, atau gubernur.
Sementara itu, Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru, mengatakan kegiatan dan pengeluaran biaya masyarakat memang akan meningkat saat Ramadhan. Sehingga mustahik juga perlu diberdayakan melalui program rutin yang dapat meningkatkan usaha mereka sehari-hari.
Bagaimana mustahik ini meningkatkan usahanya itu dalam keseharian Ramadhan. Misalnya untuk peternak, ada program Sedekah Gulai Ramadhan, daging mustahik dibeli untuk dibikin gulai dan disedekahkan.
“Jadi ada penghasilan yang berputar selama Ramadhan. Jadi 18 program ini saling terintegrasi. Mustahik punya marginnya, ada siklus ekonomi di mustahiknya sendiri,” kata Randi.