Jihad dengan Puasa

Red: Agung Sasongko

Sabtu 11 May 2019 06:06 WIB

Umat muslim melaksanakan shalat sunnah pada bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah di Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (10/5/2019). Foto:

Contoh perbuatan keji adalah hal-hal yang dilakukan untuk meng aniaya diri sendiri seperti berbuat zina, mabuk, dan me ngon sumsi obat-obatan terlarang. Bagi orang yang memiliki harta berlimpah, dia akan membawa uangnya ke tempat perjudian. Se mentara, untuk mungkar adalah per buatan yang menganiaya orang lain dan menyulitkan orang lain.

Menurut Kiai Nur, puasa juga termasuk dalam jihad besar da lam melawan diri sendiri. Lebih lanjut, dia menjelaskan, hati manusia memiliki tiga nafsu yang di berikan oleh Allah SWT. Tiga naf su ini adalah nafsu mutmainnah, lawwamah, dan ammarah bissu'.

Nafsu mutmainnah adalah nafsu yang membuat pemiliknya tenang dalam ketaatan. Nafsu yang dirasakan adalah selalu produktif dan aktif untuk berbuat hal-hal yang baik. Nafsu lawwa mah adalah nafsu untuk merasa menyesal. Ia mengenal baik dan buruk, tetapi masih belum bisa mengendalikan dirinya untuk me milih berbuat yang baik atau berbuat dosa. Biasanya nafsu ini mendorong untuk merasa menyesal telah bermalas-malasan, ber buat dosa, dan tidak puasa.

Menurut dia, setiap manusia memiliki tiga nafsu tersebut. Akan tetapi, penyesalan mereka datang lebih cepat dan lambat. Dia menjelaskan, tiga nafsu ini men jadikan derajat manusia ren dah. Ini mengancam manusia. Melalui puasa diharapkan mela wan nafsu yang buruk dan menjadikan ibadah puasa sebagai ji had besar.

"Inti dari puasa adalah meningkatkan nafsu mutmainnah, menimbalkan nafsu lawwamah, dan menenggelamkan nafsu ammarahbissu. Ini bentuk jihad kita untuk meningkatkan iman dan Islam. Puasa itu lahir dan batin. Puasa mata, telinga, dan pera saan," ujar dia. 

Terpopuler