REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pihak kepolisian menilik bahwa tawuran yang melibatkan puluhan remaja pada Rabu (8/5) pagi di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), dipicu karena rasa ingin mendapatkan pengakuan diri. Polisi pun mengajak para remaja agar tidak terlibat tawuran karena akan merugikan diri sendiri.
"Motif pastinya masih diselidiki, namun proses sejauh ini mengungkap remaja pelaku tawuran ini ingin mencari pengakuan atau ''gagah-gagahan'' semata," kata Kepala Unit Reskrim Polsek Lubeg Ipda Jauhar Rizqullah Sumirat, di Padang, Jumat.
Sebelumnya, polisi mengamankan 27 remaja yang hendak melakukan tawuran di kawasan Lubeg, enam di antaranya perempuan. Polisi yang mendapat laporan dari masyarakat segera datang ke lokasi dan membubarkan tawuran.
Puluhan remaja yang diamankan polisi itu sudah diserahkan kepada Dinas Sosial Padang untuk dilakukan pembinaan. Jauhar juga membeberkan dalam tawuran itu didapat data kalau pelaku bergerak atas nama kelompok, bukan per tempat tinggal atau per sekolah.
Ada dua kelompok yang terindentifikasi di kawasan Lubeg, yaitu RGA dan Liberti. Puluhan pelaku itu diketahui dari kawasan Pampangan, Pegambiran, dan Lubuk Begalung.
"Di dalam kelompok itu mereka bercampur ada berstatus pelajar dan ada yang bekerja sehingga sulit terdeteksi," ungkapnya.
Pada bagian lain, Polresta Padang terus menggiatkan patroli untuk mengantisipasi terjadinya aksi tawuran di daerah setempat. "Tim khusus yaitu ''tim pandeka'' akan berpatroli di lokasi-lokasi rawan tawuran serta balap liar setiap harinya," tutur Kapolresta Padang Kombes Pol Yulmar Tri Himawan.
Polisi mengimbau orang tua serta pihak sekolah memberikan perhatian dan pembinaan secara rutin. "Lebih baik anak-anak mencari pengakuan diri dengan mengasah bakat serta mengumpulkan prestasi sebanyak mungkin," ucapnya.