REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang wartawan dan penasihat politik terkemuka Afghanistan, Mena Mangal ditembak hingga meninggal di Kabul tenggara. Penembakan ini terjadi di tempat umum dan memicu kemarahan aktivis hak-hak perempuan.
Sebelumnya, Mangal membagikan sebuah tulisan di akun Facebook-nya yang berisi kekhawatiran dan ketakutannya karena mendapatkan ancaman pada 3 Mei. Dia mendapatkan sebuah ancaman yang menyatakan seorang wanita yang kuat dan mencintai negaranya tidak takut mati.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Nasrat Rahimi mengatakan, para penyerang tak dikenal telah menembak Mangal. Saat ini, unit polisi khusus sedang menyelidiki kasus penembakan tersebut.
Dalam sebuah video yang diungga di Twitter, ibu Mangal menyebut sekelompok pria yang diduga sebagai tersangka, mengklaim mereke sebelumnya telah menculik putrinya. Kelompok itu telah ditangkap, namun kemudian melakukan suap agar dapat keluar dari penahanan.
Mangal merupakan presenter di saluran televisi berbahasa Pashto, yaitu Tolo TV. Dia merupakan penyiar televisi tersohor di Afghanistan, dan kemudian bekerja untuk Shamshad TV.
Di luar layar ia adalah seorang penasihat yang membela hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Belum lama ini, dia menjadi penasihat budaya di majelis rendah parlemen nasional Afghanistan.
"Saya tidak bisa menghentikan air mata saya karena kehilangan jiwa yang indah ini. Dia memiliki suara yang keras dan secara aktif mengangkat suara itu untuk rakyatnya," ujar pengacara hak asasi manusia Afghanistan dan juru kampanye hak-hak wanita, Wazhma Frogh, dilansir The Guardian, Ahad (12/5).
Analis politik, Mariam Wardak mengatakan, pembunuhan yang terjadi di depan umum semacam itu merupakan penghinaan mutlak terhadap polisi, badan intelijen, dan dewan keamanan nasional. Selama dua dekade terakhir perang di Afghanistan, banyak serangan dan pembunuhan terhadap wanita di posisi publik, termasuk polisi wanita dan politikus, pendidik, pelajar, dan wartawan.
Beberapa dari mereka dijadikan sasaran oleh para pemberontak yang keberatan dengan wanita yang memiliki peran dalam kehidupan publik. Sedangkan yang lain diserang oleh kerabat konservatif atau anggota komunitas mereka sendiri.
Beberapa hari sebelum pembunuhan Mangal, Taliban menyerang markas besar sebuah kelompok bantuan internasional di Kabul. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, Counterpart International telah melakukan kegiatan yang berbahaya di Afghanistan, yakni melibatkan pekerjaan antara pria dan wanita di ruang publik.