REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari sebelum hadirnya bulan Ramadhan ini, bangsa Indonesia telah melakukan pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) dengan agenda Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) Dimana sebelum Pemilu itu ada proses kampanye yang sangat panjang dan menyita perhatian publik sehingga masyarakat Indonesia seperti dibuat terkotak-kotak karena adanya fitnah, penyebaran berita bohong (hoaks) dan sebagainya.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar menghimbau kepada masyarakat Tanah Air khususnya umat muslim harus bisa memaknai bulan Ramadan ini sebagai momentum terbaik untuk mempererat tali persaudaraan, perdamaian, dan saling memaafkan. Hal ini dikarenakan bulan Ramadhan kali ini bagi bangsa Indonesia ini betul-betul sangat rahmat. Karena Ramadan hadir di waktu yang tepat dan sangat timely.
“Dimana saat sebelum Pemilu kemarin tentunya kita pernah dilukai hati kita oleh orang lain, mungkin kita pernah dikecewakan oleh orang lain. Dan bahkan kita mungkin juga pernah mengecewakan atau melukai hati orang lain. Nah di bulan suci Ramadan ini kita dianjurkan untuk saling memaafkan untuk mempererat tali persaudaraan dan perdamaian,” ujar Prof KH Nasaruddin Umar, Jumat (10/5).
Lebih lanjut mantan Wakil Menteri Agama Ri ini berharap agar dengan adanya bulan Ramadhan ini, kita semua dapat mendinginkan situasi yang diibaratkan Panas Setahun Dihapuskan oleh Hujan Sehari. Untuk itu dirinya mengimbau kepada umat Islam pada khusunya, untuk menjadikan bulan suci Ramadan ini sebagai bulan penyejuk, bulan pendingin dan bulan untuk mendamaikan satu sama lain di antara kita.