REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra, Arief Puoyono yang meminta Partai Demokrat (PD) keluar dari Koalisi pendukung pasangan Prabowo-Sandi. Ia pun menyayangkan adanya pernyataan tersebut.
"Saya sangat menyayangkan, mengkritik tajam ucapan seperti itu di bulan suci Ramadhan karena itu tak sesuai dengan kenyataan," ujar Sandiaga di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi, Jalan Hos Cokroaminoto, Jakarta, Ahad (12/5).
Eks wakil gubernur DKI Jakarta itu menambahkan bahwa ungkapan tersebut bertentangan dengan spirit kebersamaan. Ia menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Adil Makmur sangat solid dan sudah dikonfirmasi oleh para sekjen pada acara buka puasa para sekjen pada Sabtu (11/5) kemarin di kediaman Muzani.
Sandiaga juga membantah adanya anggapan yang menyebut Demokrat mengalami penurunan suara di Pemilu 2019 karena bergabung dalam koalisi pendukung Prabowo-Sandi. "Insyaallah kita sama-sama berharap kesolidan koalisi kita dalam Pilpres kemarin mendatangkan keberuntungan bagi seluruh anggota koalisi karena kita berjuang bersama," katanya
Hal yang sama sebelumnya juga disampaikan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) dari Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Muzani tak menghiraukan pernyataan Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono, soal Partai Demokrat. Menurut Muzani, kondisi koalisi tercermin dari berkumpulnya para sekretaris jenderal (sekjen) partai koalisi Adil-Makmur pada kegiatan buka bersama di rumahnya.
Sebelumnya melalui keterangan tertulis, Arief mempersilakan Partai Demokrat keluar dari Koalisi Indonesia Adil-Makmur. Ia mengatakan hal itu lantaran partai berlambang mercy itu tidak memiliki sikap politik yang jelas.