REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Provinsi Riau menginstruksikan pengawasan di pelabuhan dan bandara diperketat, di rute dari Singapura dan Batam. Kebijakan itu diberlakukan untuk mencegah penularan virus cacar monyet (monkeypox).
"Dinas kesehatan telah meminta kepada kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan di Pekanbaru untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap para penumpang pesawat yang berasal dari Singapura dan penumpang yang berasal dari Batam, karena banyaknya masyarakat Riau yang berpergian ke Singapura melalui Batam," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir, di Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan begitu juga pengawasan di pelabuhan-pelabuhan laut karena Provinsi Riau juga mempunyai jalur masuk dari Batam.
Mimi mengatakan hingga kini bisa dipastikan Riau bersih dari penyakit tersebut. Namun, instansi terkait harus tetap waspada melakukan pengawasan dan pencegahan.
"Sampai sejauh ini belum ada informasi adanya kasus cacar monyet di Riau, namun tetap waspada sehubungan adanya penerbangan langsung Singapura ke Pekanbaru," katanya.
Cacar monyet pertama kalinya muncul di Singapura yang virusnya menginfeksi seorang pria asal Nigeria pada April lalu. Sebelum tiba di Singapura, pria itu dikabarkan menghadiri pernikahan di Nigeria dan bisa jadi makan daging liar yang menjadi sumber transmisi virus. Daging yang dimaksud bisa jadi simpanse, gorila, kijang, burung, atau hewan pengerat.
Virus cacar monyet menular ke orang lain melalui kontak langsung. Masa inkubasi lima sampai tujuh hari baru terlihat gejalanya.
Gejala cacar monyet sama dengan cacar lainnya, antara lain demam dan gangguan pernapasan. Menurut dia, yang membuat penyakit itu berbahaya adalah radang pernapasan.
Pemko Batam juga mengingatkan warganya untuk menghindari bepergian ke Singapura agar terhindar dari penularan virus itu.