REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Para siswa SMA sederajat di Kota Pariaman, Sumatra Barat mengumpulkan seragam sekolah dan perlengkapan lainnya di hari pengumuman kelulusan. Seragam dan perlengkapan sekolah itu akan disumbangkan bagi siswa dari keluarga kurang mampu dan korban bencana.
"Baju yang terkumpul hingga pukul 16.00 WIB telah mencapai 1.500 helai baju," kata salah satu inisiator pengumpulan baju sekolah asal MAN Kota Pariaman Muhammad Ulul Azmi di Pariaman, Senin.
Ulul mengatakan, ide pengumpulan seragam sekolah yang juga sebagai deklarasi anti coret-coret di hari kelulusan. Ia melihat dari tahun ke tahun banyak siswa yang mencoret-coret baju sekolah setelah mengetahui mereka lulus SMA.
Bahkan, menurut Ulul, para siswa tersebut tak jarang yang secara bersama-sama melakukan aksi ugal-ugalan, seperti mengendarai sepeda motor dengan mengebut sehingga dapat menimbulkan kecelakaan dan perkelahian.
"Daripada melakukan kegiatan mubazir lebih baik melakukan kegiatan positif dan bermanfaat," katanya.
Ulul berharap kegiatan tersebut dapat dilanjutkan oleh siswa lulusan tahun berikutnya agar kegiatan positif itu dapat berlanjut.
"Selain itu dapat menjadi acuan oleh daerah lain baik tingkat provinsi maupun nasional," ujarnya.
Ia mengungkapkan kegiatan tersebut berawal dari inisiatif tiga siswa di sekolah yang berbeda di daerah itu mulai dari dirinya, lalu Yoland dari SMA Negeri 2 Pariaman, dan Hamiko Putra dari SMA Negeri 1 Pariaman.
Selain itu, pihaknya juga memiliki utusan di tiap sekolah yang ada di daerah itu untuk mengumpulkan baju dan perlengkapan sekolah milik siswa. Baju tersebut nantinya akan diberikan kepada Dinas Sosial Kota Pariaman untuk disalurkan kepada siswa kurang mampu dan korban bencana.