Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5). (FOTO : Abdan Syakura)
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5). (FOTO : Abdan Syakura)
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5). (FOTO : Abdan Syakura)
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5). (FOTO : Abdan Syakura)
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5). (FOTO : Abdan Syakura)
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5). (FOTO : Abdan Syakura)
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5). (FOTO : Abdan Syakura)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pekerja menyelesaikan proses pembuatan Alquran Braille di Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (13/5).
Percetakan Yayasan Penyantun Wyata Guna menggunakan mesin cetak antik huruf braille merk Thomson tahun 1952 dan satu-satunya dari enam unit mesin yang masih aktif di dunia. Dalam sebulan, percetakan ini mampu memproduksi 100 set Alquran Braille selama bulan Ramadhan dan didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Advertisement