REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) mengatakan semua pihak yang bertikai di Libya harus berkomitmen menerapkan gencatan senjata dan kembali pada mediasi yang dipimpin PBB, Senin (13/5). Organisasi itu menyebut situasi tersebut dapat mengancam keamanan internasional.
"UE mendesak semua pihak segera memberlakukan gencatan senjata dan terlibat dengan PBB guna memastikan dihentikannya permusuhan secara menyeluruh," kata menteri luar negeri Uni Eropa dalam satu pernyataan usai bertemu dengan Perdana Menteri Libya dukungan PBB, Fayez al-Serraj di Brussels.
"UE juga meminta mereka agar memisahkan diri baik di depan umum maupun di lapangan dari elemen teroris dan kriminal yang terlibat dalam pertempuran serta menghindari mereka yang diduga melakukan kejahatan perang, termasuk orang-orang yang masuk daftar hitam Dewan Keamanan PBB," bunyi pernyataan tersebut.
Kekerasan terbaru di Libya, tempat Muammar Gaddafi digulingkan pada 2011, meletus sejak bulan lalu saat pasukan komandan Khalifa Haftar, yang bermarkas di Libya timur, bergerak menuju pinggiran Tripoli. Lebih dari 400 orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi.
Negara yang kaya akan minyak itu telah menyaksikan kemunculan dua pemerintah yang bersaing yaitu satu di Libya Timur, tempat Haftar berafiliasi, dan satu lagi di Tripoli, yang mendapat pengakuan PBB.