Selasa 14 May 2019 13:46 WIB

Ethiopian Airlines Kapok Terbangkan Boeing 737 MAX

Ethiopian Airlines tidak mau lagi menerbangkan Boeing 737 MAX setelah kecelakaan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Boeing 737 MAX 8 (ilustrasi)
Foto: Youtube
Boeing 737 MAX 8 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam mengatakan, perusahaan penerbangannya tidak akan pernah lagi menerbangkan Boeing 737 MAX. Keputusan itu diambil setelah terjadinya kecelakaan fatal yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat pada Maret lalu.

Gebremariam mengatakan kepada NBC News bahwa Ethiopian Airlines tidak akan menggunakan pesawat 737 MAX dan memilih menunggu sampai ada operator penerbangan lain yang menggunakan pesawat itu terlebih dahulu. Dia juga ingin memastikan bahwa pesawat tersebut dapat memberikan keamanan bagi penumpang dan pilot serta awak kabin maskapainya.

Baca Juga

"Jika kami menerbangkannya lagi, mungkin kami akan menjadi maskapai terakhir yang menerbangkannya," ujar Gebremariam, Selasa (14/5).

"Dibutuhkan banyak upaya untuk meyakinkan semua orang bahwa pesawat itu aman," tambahnya.

Juru bicara Boeing, Charles Bickers mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pilot, maskapai penerbangan, dan regulator global untuk memperbarui perangkat lunak 737 MAX pasca-kecelakaan tragis yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air. Perbaikan tersebut untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa.

CEO Boeing, Dennis Muilenburg pada bulan lalu mengatakan, perusahaan yang berbasis di Chicago itu telah menerbangkan lebih dari 130 penerbangan uji coba dengan pembaruan peranti lunak. Boeing mengharapkan bisa mendapatkan sertifikasi penerbangan dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dalam waktu dekat.

Selain memperbarui perangkat lunak, Boeing juga akan melakukan pelatihan tambahan bagi para pilot. Boeing mendorong tutorial penerbangan berbasis komputer yang jauh lebih cepat daripada sesi pelatihan dalam simulator penerbangan.

Sementara itu, FAA tidak menyebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meninjau perubahan Boeing. Juru bicara FAA, Gregory Martin mengatakan, FAA membutuhkan waktu untuk melakukan analisis keselamatan sebelum mengeluarkan sertifikasi. Keputusan FAA pada 2017 untuk menyertifikasi MAX juga telah diperiksa oleh inspektur jenderal dan Kongres Departemen Transportasi.

Pakar industri percaya bahwa regulator di negara lain akan membutuhkan waktu lebih lama daripada FAA untuk membiarkan 737 MAX terbang lagi. Regulator lain telah mengindikasikan bahwa mereka ingin melakukan tinjauan sendiri, dan dapat memberlakukan persyaratan tambahan. Misalnya saja, Kementerian Transportasi Kanada, menyatakan ingin menyertakan pelatihan pilot dalam simulator penerbangan. Hal itu akan menunda kembalinya pesawat 737 MAX untuk terbang di negara tersebut.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement