REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Bintang pop Madonna pada Selasa (14/5) menjelaskan keputusannya untuk tampil di Kontes Lagu Eurovision di Israel minggu ini. Madonna mengatakan bahwa dia akan selalu berbicara untuk membela hak asasi manusia di Palestina dan berharap untuk melihat jalan baru menuju perdamaian.
Madonna akan tampil sebagai bintang tamu pada Sabtu selama final Eurovision di Tel Aviv. Aksinya mendorong seruan boikot oleh aktivis pro-Palestina yang menginginkan perusahaan, pemain dan pemerintah untuk melepaskan diri dari Israel.
Kompetisi Eurovision yang populer menampilkan musisi dari lebih dari 40 negara dan ditonton tahun lalu oleh 189 juta penonton di sekitar 50 negara Eropa. Dalam komentar pertamanya tentang keputusannya untuk bernyanyi di acara itu, Madonna mengatakan dia adalah pendukung semua hak asasi manusia.
"Saya tidak akan pernah berhenti memainkan musik untuk menyesuaikan dengan agenda politik seseorang dan saya tidak akan berhenti berbicara menentang pelanggaran hak asasi manusia di mana pun mereka berada," kata penyanyi itu dalam sebuah pernyataan.
"Hati saya hancur setiap kali saya mendengar tentang nyawa tak berdosa yang hilang di wilayah ini dan kekerasan yang begitu sering diabadikan agar sesuai dengan tujuan politik orang-orang yang mendapat manfaat dari konflik kuno ini. Saya berharap dan berdoa bahwa kita akan segera membebaskan diri dari siklus kehancuran yang mengerikan ini dan menciptakan jalan baru menuju perdamaian," tambahnya.
Israel menjadi tuan rumah kontes Eurovision setelah penyanyi lokal Netta Barzilai menang tahun lalu. Negara pemenang biasanya menyelenggarakan Eurovision untuk tahun berikutnya.
Madonna (60 tahun) diperkirakan akan membawakan dua lagu di Tel Aviv, satu dari album "Madame X" yang akan dirilis pada Juni. Dia telah melakukan tur dunianya ke Israel pada tahun 2009 dan 2012, dan merupakan pengikut bentuk mistis Yudaisme yang disebut Kabbalah.
Yayasan miliknya, Ray of Light, yang mempromosikan keadilan sosial dan pemberdayaan perempuan di seluruh dunia, mendukung sejumlah proyek Palestina. Termasuk mendanai gaji guru di sekolah-sekolah di Jalur Gaza melalui Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA dan pinjaman mikro untuk petani perempuan melalui Palestine Fair Trade Association. Yayasan ini juga mendukung Americans for Peace Now, yang mengkampanyekan solusi diplomatik untuk konflik Israel-Palestina.
Israel telah meluncurkan kampanye PR untuk menangkal seruan boikot kontes Eurovision oleh gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) internasional. Keamanan ketat diberlakukan di Tel Aviv di tengah kekhawatiran bahwa para aktivis mungkin berusaha mengganggu kompetisi, dikutip dari Reuters.