Selasa 14 May 2019 20:16 WIB

Pesan Trump Saat Buka Puasa di Gedung Putih

Donald Trump menilai Ramadan memang menjadi bulan spesial.

Rep: Rossi Handayani/Kamran Dikarma/ Red: Didi Purwadi
Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump (tengah), berbincang dengan tamunya saat acara buka puasa di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Senin (13/5).
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta
Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump (tengah), berbincang dengan tamunya saat acara buka puasa di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menggelar acara buka puasa bersama di Gedung Putih pada Senin (13/5) waktu setempat. Acara tersebut dihadiri para duta besar dan diplomat dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Dilansir dari Voice of America pada Selasa (14/5), Trump menyoroti Ramadhan sebagai waktunya untuk beramal, memberi dan melayani sesama warga negara. Ramadhan juga menjadikan momen untuk lebih dekat sebagai keluarga dan komunitas.

Trump juga menyinggung tentang aksi teror yang menargetkan rumah ibadah antara lain penembakan brutal di dua masjid di Selandia Baru dan pemboman gereja di Sri Lanka. Dia kembali mengutarakan kecamannya terhadap kejadian tersebut.

''Kami memutuskan untuk mengalahkan kejahatan terorisme dan penganiayaan agama, sehingga semua orang dapat beribadah tanpa rasa takut, berdoa tanpa bahaya, dan hidup dengan iman yang mengalir dari hati mereka,'' ujar Trump.

Dia menyerukan doa untuk masa depan yang harmonis dan damai. Trump menilai Ramadan memang menjadi bulan spesial.

''Ramadan adalah bulan suci bagi umat Islam, di Amerika dan seluruh dunia,” kata Trump seperti dilaporkan laman Anadolu Agency. ''Ramadan adalah saat ketika orang-orang bergabung untuk mengejar harapan, toleransi, dan perdamaian.''

Trump menjadi tuan rumah makan malam berbuka puasa tahun lalu, tetapi tidak melakukannya selama tahun pertamanya di kantor. Ini melanggar tradisi yang dimulai oleh pemerintahan Clinton dan dipertahankan melalui pemerintahan Bush dan Obama.

Selama kampanye 2016, Trump menyerukan larangan total pada semua Muslim yang memasuki AS. Ia juga telah menandatangani beberapa perintah eksekutif yang membatasi imigrasi dari negara-negara mayoritas Muslim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement