REPUBLIKA.CO.ID, Padatnya pengunjung Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat pada bulan Ramadhan membuat banyak sampah berserakan di sekitar pinggiran kanan dan kiri koridor pengunjung. Sehingga skybridge ini terlihat kotor serta tidak teratur.
Para pengunjung yang berbelanja melepas lelah dengan duduk di sepanjang pinggiran Skybridge Tanah Abang bahkan ada yang tidur dengan alas karung berwarna putih. Namun, pengunjung yang membawa anak dengan acuhnya memberikan makan anaknya di pinggir skybridge sambil melihat Stasiun Tanah Abang.
Berdasarkan pantauan Republika pada Selasa (14/5), mulai dari sampah botol, tisu serta plastik menghiasi skybridge. Pengunjung yang berlalu lalang dengan acuhnya menginjak sampah tisu tersebut. Tempat sampah yang tersedia semuanya penuh dengan sampah. Sehingga sampah berjatuhan ke lantai.
Direktur Utama PT Sarana Wisesa Properindo, Prabowo, mengatakan, akan melakukan perpindahan petugas kebersihan. Sebab, saat ini ada 23 petugas kebersihan yang dikerahkan setiap hari untuk membersihkan skybridge. Sistem kerjanya ada shift pagi dan shift siang dalam sehari ada sepuluh orang yang bekerja dalam masing-masing waktu shift kerja.
“Kalau para pedagang sudah kami imbau setiap hari untuk membuang sampahnya ke tempat sampah. Kalau pengunjung setiap hari berbeda beda. Budaya kami juga belum terlalu aware terhadap kebersihan. Kami sudah menyediakan tempat sampah. Apa susahnya tinggal buang?,” kata Prabowo kepada Republika, Selasa (15/5).
Menurut Prabowo, cara lain juga untuk mengurangi sampah dengan memberi tanda atau peraturan yang isinya tidak boleh membuang sampah sembarangan dengan disertai pasal-pasal yang sudah berlaku. Prabowo menambahkan panjang skybridge sekitar 800 meter dengan 400 meter sisi kanan serta 400 meter sisi kiri.
Tentunya kurang dari 100 meter terdapat satu orang petugas kebersihan yang membersihkan skybridge. Petugas kebersihan juga wajib memberikan edukasi pada pengunjung agar membuang sampah pada tempat sampah yang disediakan.
“Apalagi jam buka puasa kan, pasti banyak pengunjung yang mau ke stasiun ataupun Transjakarta. Sehingga sampah berserakan. Sedangkan petugas kebersihan lagi buka puasa. Nah, sehabis buka dibersihkan lagi. Ya selalu kami pantau terus,” ujar dia.
Prabowo melanjutkan sudah menyediakan bangku di skybridge tetapi masih banyak pengunjung yang duduk di pinggiran. Ia mengeluhkan, pengujung tidak mau mengikuti aturan. Sudah disediakan fasilitas tetapi diabaikan.
“Sudah ada bangku, kenapa bangkunya tidak diduduki? kan fungsinya untuk duduk. Walaupun bangkunya lebih diutamakan untuk lansia atau anak-anak. Tetapi kalau bangkunya kosong ya duduk saja kalau lelah tidak usah di bawah lantai,” keluhnya.
Prabowo mengklaim selalu memantau skybridge. Ia terus berkoordinasi dengan pihak kepala Stasiun Tanah Abang agar tidak ada penumpukan pengunjung di skybridge.
“Antisipasi juga untuk mendekati hari lebaran pengunjung akan semakin padat. Kami selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan, kebersihan serta kepala Stasiun Tanah Abang untuk menjaga Skybridge tetap bersih dan aman,” kata dia menambahkan.
Petugas kebersihan dari PT Sarana Wisesa Properindo, Somhi (38 tahun), mengaku kelelahan untuk mengangkut sampah pengunjung selama bulan Ramadhan. Sebab, satu pekan ini pengunjung semakin padat serta membuang sampah sembarangan.
“Hari pertama puasa mendingan. Nah, pas pekan ini saya pusing deh. Sampah plastik, botol sama makanan paling banyak. Ya kalau ada yang muntah kami bersihkan juga. Pokoknya harus bersih kan ini skybridge,” ucapnya sambil mengangkat tong sampah ke tempat bak sampah.
Ia menjelaskan, ada sebanyak 23 pekerja kebersihan di skybridge. Jika pada shift kerja pagi ada sembilan orang sedangkan shift kerja siang ada 10 orang. Masing-masing pekerja mengumpulkan sampah dari tong sampah ke bak sampah sekitar pukul 12.00 WIB sampai 14.00 WIB.
“Ya itu kalau siangan kaya gtu penuh banget sampahnya. Tempat sampah juga berkurang dulu awalnya 50 buah. Sekarang kurang kali dari 50 buah. Hilangnya gara-gar kalau pagi kan semua tong sampah diturunin. Nah, nanti sampahnya diangkut sama truk ke Bantargerbang,” ujarnya.
Somhi berharap para pengunjung sadar diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Sebab, tempat sampah sudah disediakan maka dari itu harus digunakan. Ia merasa kesal dengan pengunjung yang buang sampah di samping tempat sampah.
“Padahal di sampingnya tempat sampah. Entah kenapa itu dia buang di sampingnya. Suka heran sendiri. Susah memang kalau enggak berawal dari diri sendiri,” kata dia.
Salah satu pengunjung, Astuti (30 tahun), mengatakan, sering melihat pengunjung lain buang sampah sembarangan. Ada yang karena membawa beban banyak. Sehingga ia malas ke tempat sampah dan buang di pinggir skybridge.
“Kadang suka liat gitu. Di sini banyak bawa barang dagangan banyak kan sambil minum atau ada yang bawa anak. Ya seharusnya lebih diatur secara ketat serta ada cara agar para pengunjung sini membiasakan buang sampah ke tempatnya,” ucapnya.
Astuti menambahkan skybridge ini dekat dengan stasiun serta Transjakarta. Sehingga para pengunjung tidak bisa berhenti berlalu lalang. Ia menyarankan semua pihak yang tergabung di skybridge ini harus bekerja sama agar skybridge bersih dan nyaman.
“Sayang banget, sudah bagus ini memudahkan pengunjung maupun pedagang. Jangan awalnya doang bagus ya lama kelamaan kan harus dirawat juga jangan sampai terabaikan saja,” harap dia.