Rabu 15 May 2019 09:16 WIB

San Francisco Larang Teknologi Pengenalan Wajah

Teknologi pengenal wajah dianggap pelanggaran yang tidak perlu terhadap privasi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ani Nursalikah
Kamera pengawas atau CCTV.
Foto: Pexels
Kamera pengawas atau CCTV.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Legislator di San Francisco memilih melarang penggunaan teknologi pengenal wajah. Kota ini menjadi kota pertama di AS yang melakukannya. Teknologi ini tidak akan diizinkan digunakan oleh agen-agen lokal, seperti otoritas transportasi kota atau penegakan hukum.

Selain itu, setiap rencana membeli segala jenis teknologi pengawasan baru sekarang harus disetujui oleh administrator kota. Dilansir di BBC, Rabu (15/5), anggota dewan yang tidak setuju mengatakan teknologi tersebut akan membahayakan keselamatan orang dan menghambat upaya memerangi kejahatan.

Baca Juga

Mereka yang mendukung langkah ini mengatakan teknologi yang ada saat ini tidak dapat diandalkan dan merupakan pelanggaran yang tidak perlu terhadap privasi dan kebebasan orang. Secara khusus, pihak lawan berargumen sistem ini rawan kesalahan, terutama ketika berhadapan dengan wanita atau orang dengan kulit lebih gelap.

"Dengan pemungutan suara ini, San Francisco telah menyatakan teknologi pengawasan wajah tidak sesuai dengan demokrasi yang sehat dan penduduk berhak menyuarakan keputusan tentang pengawasan teknologi tinggi," kata Matt Cagle dari American Civil Liberties Union di Kalifornia Utara.

"Kami memuji kota untuk mendengarkan masyarakat, dan memimpin jalan ke depan dengan undang-undang penting ini. Kota-kota lain harus mencatat dan membuat perlindungan serupa untuk melindungi keselamatan masyarakat dan hak-hak sipil." tambahnya.

Pemungutan suara disahkan oleh pengawas San Francisco 8-1, dengan dua absen. Langkah itu diperkirakan akan secara resmi disahkan menjadi undang-undang kota setelah pemungutan suara kedua pekan depan.

"Daripada larangan langsung, kami percaya moratorium akan lebih tepat," kata Joel Engardio, wakil presiden Stop Crime SF.

"Kami sepakat ada masalah dengan teknologi ID pengenalan wajah dan itu tidak boleh digunakan hari ini. Tetapi teknologinya akan membaik dan itu bisa menjadi alat yang berguna untuk keselamatan publik ketika digunakan secara bertanggung jawab. Kita harus menjaga pintu tetap terbuka untuk kemungkinan itu," ujar Engardio.

Aturan baru tidak akan berlaku untuk langkah-langkah keamanan di bandara atau pelabuhan laut San Francisco, karena mereka dijalankan oleh agen federal, bukan lokal. Beberapa aktivis tidak berhasil mendesak agar tindakan tersebut tidak diterapkan pada polisi setempat. Petugas kepolisian San Francisco saat ini tidak menggunakan teknologi pengenalan wajah, namun sejumlah pasukan polisi lainnya di AS melakukannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement