REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kapolres Malang Kota (Makota) AKBP Asfuri mengatakan, pihaknya kesulitan mengidentifikasi korban mutilasi yang ditemukan di Lantai II Pasar Besar. Salah satu alasannya karena kondisi tubuh korban sudah tidak bisa dikenali dengan jelas.
Menurut Asfuri, kondisi badan korban sudah membengkak dan menghitam saat ditemukan pada Selasa (14/5). Kepolisian juga tidak menemukan identitas korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sehingga mengalami kendala.
"Saksi-saksi yang kami periksa juga tidak mengenali korban," kata Asfuri saat ditemui wartawan di Pasar Besar Kota Malang, Kota Malang, Rabu (15/5).
Asfuri menyatakan, timnya berencana melakukan pemeriksaan di TKP dengan menggunakan anjing pelacak. Tim anjing pelacak beserta penyidik dan pihak di lapangan akan berkoordinasi satu sama lain untuk penyisiran.
Selain mencari jejak pelaku, tim penyidik juga akan mencari bukti lain, terutama alat yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan tindak kejahatan. Mengenai kemungkinan alat yang dipakai, Asfuri menolak memberikan pendapat sampai proses penyidikan selesai.
Potongan jasad perempuan di lantai II, Pasar Besar Kota Malang, Sukoharjo, Klojen, Kota Malang ditemukan sekitar pukul 13.30 WIB, Selasa (14/5). Pedagang dan satpam pasar menjadi dua orang pertama yang melihatnya.
Selain potongan kaki di bawah tangga, polisi juga menemukan sepasang tangan di lokasi yang sama. Sementara itu, potongan badan ditemukan di kamar mandi. Polisi menemukan kepala korban dalam bungkusan kantong plastik di bawah tangga.