Rabu 15 May 2019 15:41 WIB

Warga Kashmir Murka Tuntut Pemerkosa Balita Dihukum Mati

Kasus perkosaan terhadap balita jarang terjadi di Kashmir

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Pemerkosaan
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR – Protes besar terjadi di Kashmir terkait peristiwa pemerkosaan terhadap balita perempuan berusia tiga tahun. Para masyarakat yang melakukan protes meminta pria yang diduga melakukan pemerkosaan dihukum mati.   

Ayah korban, Shair Ali Dar mengatakan tersangka adalah tetangganya dan saat ini telah ditahan polisi. "Orang yang diduga melakukan pemerkosaan sudah mencoba untuk kabur, namun kami menangkapnya," kata dia, dilansir di BBC, Selasa (14/5).  

Baca Juga

Ribuan orang melakukan protes sejak Ahad (12/5) dan masih berlangsung hingga Selasa (14/5). Mereka menginginkan keadilan diberikan kepada korban dan menuntut pelaku dihukum mati. Protes sempat ricuh dan menyebabkan beberapa luka-luka setelah polisi menggunakan gas air mata.  

Sekolah dan perguruan tinggi di wilayah Bandipore ditutup ketika protes berlanjut. Para pemrotes sempat bentrol dengan polisi dan pasukan paramiliter di beberapa tempat. Sekolah dan bisnis tutup di sekitarnya. 

Polisi mengatakan kepada media setempat, tersangka membujuk korban ke sekolah terdekat dan memperkosanya di sana pekan lalu. "Dia teriak-teriak memanggil ibunya. Kami bergegas ke sekolah dan menemukannya berdarah di kamar mandi," kata Dar. 

Insiden ini kemudian memicu kemarahan luas. Sebab, pemerkosaan terhadap anak di bawah umur relatif jarang terjadi di wilayah Kashmir. Angka kejahatan pemerintah terbaru menunjukkan dua kasus pemerkosaan yang melibatkan anak perempuan di bawah usia enam tahun pada 2016.  

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement