REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) John Richardson mengatakan operasi kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan berjalan konsisten selama beberapa dekade terakhir. Dia menegaskan AS tak melakukan tindakan provokatif apa pun di wilayah perairan strategis tersebut.
“Saya telah melakukan analisis dan saya dapat menyatakan dengan yakin bahwa tingkat operasi kami (di Laut Cina Selatan) telah konsisten selama beberapa dekade terakhir,” ujar Richardson di sela-sela konferensi pertahanan maritim di Singapura pada Rabu (15/5).
Menurut dia, operasi itu mendapat lebih banyak perhatian dari media dan terkadang Cina. Namun, dia mengaku tak terkejut dengan respons Beijing yang menganggap pelayaran yang dilakukan kapal-kapal Angkatan Laut AS di Laut Cina Selatan sebagai tindakan provokatif.
“Saya kira mereka (Cina) sudah cukup konsisten dalam menanggapi operasi-operasi ini, tapi jika saya kembali ke prinsip pertama, saya hanya ingin memastikan bahwa pendekatan Angkatan Laut AS konsisten. Kami tidak melakukan sesuatu yang semakin provokatif atau apa pun,” ujar Richardson.
AS diketahui telah mengecam dan menolak klaim sepihak atas Laut Cina Selatan. Washington secara khusus juga mengkritik pembangunan sejumlah pulau reklamasi dan fasilitas militer, termasuk jalur udara dan dermaga, di wilayah perairan tersebut.
Operasi kebebasan navigasi adalah salah satu cara yang dilakukan AS untuk menentang klaim Cina atas Laut Cina Selatan. Beijing telah berulang kali mengecam tindakan AS karena dinilai provokatif.
Selain AS, beberapa negara Asia Tenggara juga menolak klaim sepihak Cina atas Laut Cina Selatan, antara lain Brunei Darusallam, Malaysia, Filipina, Taiwan, Vietnam, dan Indonesia.