Rabu 15 May 2019 17:16 WIB

IHSG Keluar dari Level 6.000 Pasca-Rilis Neraca Dagang

Selain neraca dagang yang defisit, IHSG tertekan akibat sentimen perang dagang AS.

Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/5).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (15/5) sore ditutup melemah menembus level 6.000 pasca rilis neraca perdagangan April 2019. Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 2,5 miliar dolar AS

IHSG ditutup melemah 90,32 poin atau 1,49 persen ke posisi 5.980,88. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 18,46 poin atau 1,94 persen menjadi 932,29.

Baca Juga

"Pelemahan IHSG hari ini dipicu defisit neraca perdagangan April. Kelihatannya hingga akhir pekan ini indeks akan semakin tertekan karena sekarang sentimennya double, dari eksternal dan internal," kata analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta, Rabu.

Badan Pusat Statistik (BPS) siang tadi baru saja merilis nilai neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 yang mengalami defisit sebesar 2,5 miliar dolar AS. Dua bulan sebelumnya, neraca perdagangan mengalami surplus berturut-turut.

Dari eksternal, negosiasi perdagangan AS-Cina juga menjadi sentimen bagi IHSG. Presiden AS Donald Trump mengatakan pembicaraan dengan Cina akan terus berlanjut kendati tarif AS yang naik dari 10 persen menjadi 25 persen terhadap barang-barang Cina senilai 200 miliar dolar AS tetap berlaku.

Cina pun kemudian menanggapi AS dengan membalas akan mengenakan tarif 25 persen terhadap produk-produk yang diimpor dari AS senilai 60 miliar dolar AS. Tarif itu mulai efektif 1 Juni 2019 ini.

Dibuka menguat, IHSG kemudian melemah jelang akhir sesi pertama dan terus berada di zona merah hingga penutupan bursa saham. Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual asing bersih atau net foreign sell sebesar Rp 459,1 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 494.939 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,76 miliar lembar saham senilai Rp 8,92 triliun. Sebanyak 115 saham naik, 287 saham menurun, dan 130 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei menguat 121,33 poin (0,58 persen) ke 21.188,56, indeks Hang Seng menguat 146,69 poin (0,52 persen) ke 28.268,71, dan indeks Straits Times melemah 4,94 poin (0,15 persen) ke posisi 3.218,77.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement