Rabu 15 May 2019 22:47 WIB

Total 9 Terduga Teroris Ditangkap, 7 Pernah Perang di Suriah

Densus 88 tangkap 9 terduga teroris di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Nashih Nashrullah
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Satuan anti-teror Polri, Densus 88, kembali menangkap sembilan terduga teroris di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Tujuh di antaranya, teridentifikasi pernah melakukan kegiatan gerilyawan di negara konflik, Suriah bersama jaringan terorisme global, Daesh atau ISIS. 

Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, dari sembilan terduga terorisme yang ditangkap tersebut, satu di antaranya juga kordinator penting Jamaah Ansharud Daulah (JAD).  

Baca Juga

“Yang menjadi catatan penting dari penangkapan ini, mereka yang tertangkap, tujuhnya itu sangat berpengalaman,” ujar Dedi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/5). 

Dedi menerangkan, sembilan yang tertangkap tersebut, yakni AH, JI, IH, AU, JM, AS, AM, AL, dan PT. “Inisial PT ini kordinator JAD di wilayah Jawa,” terang Dedi. 

PT, kata Dedi, salah satu yang teridentifikasi Densus 88 pernah bergabung dengan Daesh di Suriah pada 2013. PT diketahui laki-laki berusia kisaran 45-an tahun asal Semarang, Jateng. Ia ditangkap pada Selasa (14/5). 

PT punya andil dalam melakukan rencana aksi, dan persedian logistik terorisme di Indonesia. Di Suriah, perannya juga sebagai perantara dan penyalur logistik kegiatan perlawanan. 

Selain PT, terduga terorisme berinisial AS, dan AM, juga pernah terdeteksi ada di Suriah. AS, pada 2013, dan AM pada pernah terdeksi di perbatasan Turki-Suriah pada 2013. 

Keduanya, juga asal Semarang. Sedangkan terduga berinisial IH, yang ditangkap di Sragen, Jateng, Selasa (14/5) pernah terdeteksi berada di Suriah pada Oktober 2014.  Terduga AU, dan AL, asal Kudus, Jateng yang bergabung dengan Daesh, dan bertugas menjadi pemasok dokumen visual.

“JP dan JM yang diketahui belum pernah bergabung ke Suriah,” ujar Dedi. JP ditangkap di Jawa Timur (Jatim), pada Selasa (14/5), bersamaan dengan JM yang ditangkap di Jepara. Meski keduanya belum pernah terdeteksi di Suriah, tetapi Dedi mengatakan, JP punya peran penting dalam struktur JAD. “Dia ini kordinator pelatihan di wilayah Jawa Tengah, dan pernah menjadi kordinator aksi JAD di Jawa Tengah,” ujar Dedi.

Penangkapan sembilan terduga anggota JAD ini, menambah rentetan penangkapan teridentifikasi terorisme oleh Densus 88 dalam dua pekan terakhir. Pekan lalu, beruntun Densus 88 juga menangkap lebih dari 10 terduga terorisme di Bekasi, Lampung, dan Tegal, bahkan di Sulawesi Utara (Sulsel). 

Satu di antaranya tewas setelah dilumpuhkan lantaran akan meledakkan diri menyasar petugas. Mereka yang ditangkap bertahap di Bekasi, salah satunya perakit bom jarak jauh dengan daya ledak tinggi.

Dedi menambahkan, sampai saat ini, proses pemeriksaan dan penyidikan para terduga terorisme terus dilakukan. dari keterangan penyidikan oleh Densus 88, masih belum diketahui rencana aksi kelompok JAD. 

Tetapi Dedi pernah menyampaikan, ada dugaan dan analisa yang meyakini kelompok JAD, akan menjadikan aksi demonstrasi penolakan hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang, sebagai tunggangan untuk melancarkan aksi terorisme.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement