REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ribuan warga Palestina di Jalur Gaza menggelar demonstrasi dalam rangka memperingati 71 tahun Hari Nakbah. Nakbah yang berarti "petaka" atau "kehancuran" merupakan hari terusirnya rakyat Palestina saat pembentukan negara Israel.
Setidaknya terdapat 10 ribu warga Palestina di Gaza yang berpartisipasi dalam peringatan 71 Tahun Hari Nakbah.
"Rakyat kami bangkit hari ini untuk mengumumkan penolakan mereka terhadap kejahatan ini dan untuk menegaskan hak mereka atas Palestina, seluruh Palestina," ujar pemimpin kelompok Jihad Islam Khader Habib.
Habib menegaskan bahwa Palestina tak akan bisa menerima pendudukan yang dilakukan Israel. "Palestina adalah milik kami, laut adalah milik kami, langit adalah milik kami, tanah adalah milik kami, dan orang-orang asing itu harus disingkirkan," kata Habib.
Salah satu warga Gaza yang berpartisipasi dalam aksi tersebut adalah Jamila Mahmoud (50 tahun). Dia mengatakan, keluarganya tinggal di Asqlan sebelum terusir. Saat ini, Israel telah mengubah nama daerah tempat tinggalnya itu menjadi Ashkelon.
"Jika kami tidak kembali, mungkin anak-anak dan cucu-cucu kami akan melakukannya, suatu hari kami akan mendapatkan hak-hak kami kembali," ujar Mahmoud.
Saat Israel berdiri pada Mei 1948, sekitar 700 ribu warga Palestina terusir dan dilarang kembali ke tanah mereka. Sekitar 80 persen tanah Palestina dijarah Israel.
Warga Palestina kemudian mengungsi ke beberapa negara Arab. Jumlah pengungsi Palestina yang saat ini tak bisa pulang ke tanahnya diperkirakan telah mencapai tujuh juta orang.