REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menginjak tahun ke-14 , Forum Komunikasi Doa Bangsa atau FKDB terus memantapkan diri dengan program-program pembangunan dengan beberapa tagline. Di antaranya kedaulatan pangan pasti terbukti, sejahtera makmur harga mati bagi NKRI, dan Kebodohan-Kemiskinan terhapus di bumi pertiwi.
Penegasan itu disampaikan Ketua umum FKDB H Ayep Zaki saat lembaga yang dipimpinnya memasuki usia 14 tahun pada tanggal 10 Januari 2019 lalu. Menurut Zaki, berikut ini merupakan fase pergerakan FKDB selama 14 tahun.
Pada tahun 2005-2009 adalah fase assessment dan pemetaan. FKDB telah melakukan berbagai hal diantaranya survei ke berbagai daerah yang dinilai prospektif untuk pengembangan usaha. Diawali dengan berdirinya penggilingan padi di Sukabumi Jawa Barat.
Kemudian mengembangkan perekonomian di berbagai titik usaha sesuai dengan kompetensi dasar pengelolanya. Juga menanam modal usaha di berbagai lapangan pekerjaan. “Termasuk merencanakan kaderisasi dan berdirinya beberapa UMKM awal di Karibaja (Kalimantan, Riau, Batam, Jawa),” ujarnya di Jakarta pada Kamis (16/5).
Sedangkan tahun 2009-2012 adalah fase implementasi dwiprogram (ekonomi dan pendidikan). Pihaknya telah membentuk unit usaha sebanyak 258 UMKM di sebaran Karibaja. Permodalan dikelola dengan satu manajemen.
“Pendirian koperasi-koperasi untuk menopang kegiatan ekonomi. Berdirinya Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa sebagai wahana pergerakan Pendidikan yang berbadan hukum. Berdirinya SMK Doa Bangsa. Berdirinya PAUD Doa Bangsa serta berdirinya Asrama LKP Doa Bangsa,” kata Ayep.
Sedangkan, tahun 2013-2017, adalah fase pembelajaran hukum. Kegiatan FKDB yakni; Pembenahan Manajemen YPPDB. Revitalisasi UMKM menjadi 152 Unit Usaha. Pendirian perkumpulan Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB). Berdirinya 22 Lembaga Pendidikan, termasuk SMP dan SMA Doa bangsa. Pendirian 10 DPD dan 63 DPC dan Memantapkan giat Dwi Program FKDB.
"Pada tahun 2018 lalu, kami telah merevitalisasi UMKM menjadi 244 unit usaha di 28 provinsi. Membangun sinergitas antar lembaga baik pemerintah maupun swasta. Pembenahan manajemen 22 satuan pendidikan dan pengembangan," ujar Zaki.
Dengan pengalaman ini, menurut Zaki, FKDB menyadari bahwa kemakmuran dan kesejahteraan hanyalah satu kenyataan sosial budaya yang hanya bisa terwujud bila kemiskinan dan Kebodohan ini bisa dientaskan. Hal itu dilakukan secara tuntas dan lazimnya sebuah negara maju.
"Dengan predikat negara agraris yang disandang oleh Indonesia ini, maka kunci keberhasilan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran adalah pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas," demikian Zaki menjelaskan.