REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak cukup hanya dua versi, Buku Navigasi karya Piri Reis juga dibuatkan versi ketiganya. Versi ketiga ini diproduksi satu abad setelah kematian Piri Reis. Bagian kartografis memperkaya buku versi ketiga tersebut. Ini termasuk peta tambahan baru seperti salinan Italia (dari Battista Agnese dan Jacopo Gastaldi) dan Belanda (Abraham Ortelius). Peta ini jauh lebih akurat dan menggambarkan kawasan Laut Hitam.
Salinan Kitab-i Bahriye ditemukan di berbagai perpustakaan dan museum di seluruh dunia. Salinan dari edisi pertama (1521) ditemukan di Istana Topkapi, Perpustakaan Nuruosmaniye, dan Perpustakaan Raya Sulaimaniah di Istanbul, Perpustakaan Universitas Bologna, Perpustakaan Nasional Wina, Perpustakaan Negara Dresden, Perpustakaan Nasional Prancis di Paris, British Museum di London, Perpustakaan Bodleian di Oxford, dan Walters Art Museum di Baltimore. Salinan dari edisi kedua (1525) ditemukan di Istana Topkapi, Perpustakaan Raya Sulaimaniah, dan Perpustakaan Nasional Prancis.
Meski menjalani hidup dengan karya-karya cemerlang, akhir hidup Piri Reis sungguh tragis. Saat usianya mendekatii 90 tahun, dia menolak untuk mendukung Gubernur Ottoman Basra, Kubad Pasha. Dia tak bersedia mendukung kampanye melawan Portugis di Teluk Persia utara. Akibatnya, Piri Reis harus mengakhiri hidup di alat pemenggal disaksikan masyarakat Turki Utsmani pada tahun 1554.
Meski demikian, karya Piri Reis tak lekang oleh zaman. Turki bahkan sangat bangga memiliki dia. Sebagai penghargaan atas karyanya yang mendunia, nama Piri Reis diabadikan pada sejumlah kapal perang dan kapal selam Angkatan Laut Turki. Peta karya Piri Reis juga menghiasi uang kertas yang dikeluarkan otoritas keuangan negeri itu.