REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, telah melantik Sunjaya Purwadisastra dan Imron Rosyadi sebagai Bupati dan Bupati Cirebon dan Wakil Bupati Cirebon masa jabatan 2019-2024, di Aula Barat, Jumat (17/5). Setelah dilantik Sunjaya langsung diberhentikan sementara, Gubernur berharap kasus Sunjaya tidak terulang lagi.
Sunjaya saat ini merupakan terdakwa kasus gratifikasi penerimaan uang Rp 100 juta dari Gatot Rachmanto yang promosi jabatan jadi Sekretaris Dinas PUPR Pemkab Cirebon. Ridwan Kamil pun menitipkan pesan agar Plt Bupati Cirebon setelah menjadi definitif tak mengulang lagi peristiwa yang terjadi.
"Saya minta, fokus ke masa depan. Kan sudah diberi hadiah tadi sebagai kawasan termaju Rebana sudah saya rapatkan dengan Menko Ekonomi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil berharap semua hal yang terjadi harus menjadi semangat dan menjadi pengingat. "Saya titipkan tiga nilai dalam kepemimpinan. Integritas tak boleh jebol," katanya.
Kedua, kata dia, layani masyarakat sepenuh hati. Karena, pemimpin merupakan pelayan rakyat. Jadi, jangan emosi dan marah-marah terhadap dinamika.
"Cirebon harus profesional. Pintu gerbang Rebana harus dimanafaatkan," katanya.
Emil berharap, Bupati Cirebon definitif bisa berinovasi mencari gagasan baru. Karena, Cirebon terlalu istimewa untuk jadi yang biasa-biasa.
"Harus banyak konsultasi. Setiap ada keraguan konsultasikan ke kami. Nanti, akan kami bimbing dan arahkan," katanya.
Emil berharap, semua menjaga pemimpin Cirebon dengan sikap yang ikhlas jauh dari kepentingan pribadi. "Kalau poin ini dilakukan dengan baik, Cirebon bisa jadi kabupaten nomor 1 di Jabar," katanya.
Emil pun mengingatkan, bahwa dalam 5 tahun ke depan tantangan membangun Jabar Khususnya Cirebon, akan luar biasa. Yakni, dengan adanya segitiga Rebana (Cirebon, Patimban, Kertajati).
"Kemarin saya rapat dengan Menko Ekonomi soal Rebana. Akan disetujui insya Allah jadi kawasan canggih dan maju ada di Cirebon," kata Emil seraya mengatakan dalam 2030 akan hadir 5 juta lapangan kerja.
Emil mengakui, menjadi pemimpin memang tak mudah. Karena harus menjadi teladan baik dari sikap maupun keputusan. Hakikat seorang pemimpin diukur dari keputusan
"Saya doakan Pak Imron selalu mengambil keputusan dengan baik. Karena, keputusan itu yang jadi wibawa pemimpinan. Jadi harus berhati-hati dengan bisikan.
"Saya titip, kekuasaan hanya alat bukan tujuan akhir. Jadi niatkan semata-mata untuk beribadah saat menjadi pemimpin," katanya.
Kepala Biro Pemerintahan dan Kerja Sama Dani Ramdani mengatakan Pemprov bisa membawa Sunjaya dari rutan untuk pelantikan setelah memperoleh izin setengah hari. Izinnya, diproses oleh Gubernur Jabar melalui Sekda Provinsi Jabar setelah menyurati pengadilan Tipikor. Kemudian Tipikor berkonsultasi ke jaksa penuntut dan majelis hakim.
"Lintas koordinasi kami diberikan izin. Ini bukan yang pertama, pernah dilakukan di provinsi lain," katanya.
Pelentikan digelar di Gedung Sate karena lokasinya deket dengan lapas dan kantor gubernur. "Kan tinggal tunggu di vonis bisa bebas atau bersalah," katanya.