Jumat 17 May 2019 13:28 WIB

Pemudik Diberi Buku Gratis

Buku tersebut kerja sama antara Ikapi, Kemendikbud dan Perpusnas

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), dalam konferensi pers Mudik Asyik Baca Buku, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), dalam konferensi pers Mudik Asyik Baca Buku, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) bekerja sama dengan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan Perpustakaan Nasional menyelenggarakan program donasi buku untuk pemudik. Mengusung tema 'Mudik Asyik Baca Buku', dan akan dilakukan di lima titik pada saat masa mudik Lebaran 2019.

Sebagai langkah awal, donasi buku dilakukan di lima titik keberangkatan pemudik di Jakarta. Tempat tersebut adalah Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, Terminal Pulogebang, Stasiun Senen, dan Stasiun Gambir. Buku gratis tersebut akan diberikan kepada pemudik pada 27, 28, dan 29 Mei 2019.

Ketua Umum Ikapi, Rosidayati Rozalina mengatakan pihaknya akan mendonasikan minimal 5.000 buku di lima titik tersebut sehingga masing-masing 1.000 buku. Sebagian buku untuk para pemudik tersebut berasal dari sumbangan penerbit-penerbit anggota Ikapi, sebagian lagi dari Pusat Perbukuan.

"Jadi acara ini salah satu wujud kegiatan, kerjasama Ikapi, Perpusnas dan Kemendikbud. Sebelumnya dari kerja sama ini sempat ada bazar buku murah juga. Sekarang kami membuat program ini membagikan buku pada para pemudik," kata Rosidayati, saat konferensi pers, Jumat (17/5).

Program ini dilakukan juga untuk memperingati hari jadi Ikapi yang ke-69 dan Perpusnas yang ke-39. Buku-buku yang dibagikan kepada para pemudik ini diharapkan dapat menyebar di daerah-daerah tempat tinggal para pemudik nantinya.

Ikapi menerima berbagai jenis donasi buku. Nantinya, tim dari Ikapi akan menyeleksi buku mana yang bisa dibagikan disesuaikan dengan pemudik. Rosidayati mengatakan, buku yang dibagikan bisa untuk anak-anak ataupun dewasa.

"Nanti akan disesuaikan, kalau buku yang tersedia itu untuk anak-anak ya untuk anak-anak. Kalau dewasa ya dewasa. Sifatnya donasi, jadi sesuai dengan buku dari penerbit. Ikapi menerima semua jenis buku," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Dadang Sunendar mengapresiasi program yang diinisiasi oleh Ikapi ini.  Ia pun berpesan agar buku yang dibagikan sesuai dengan pemudik yang menerima dan diharapkan bisa sampai ke kampung halaman mereka masing-masing.

"Saya pikir ini program kerja sama pertama yang sangat menarik, karena Kemendikbud dan Ikapi bekerjasama dalam bidang yang lain. Ikapi sebagai salah satu gerbong utama percetakan buku, Perpusnas yang merupakan lembaga memiliki tugas sangat besar dalam urusan peradaban Indonesia dalam hal membaca, dan kami dari Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, ingin turut berpartisipasi untuk membantu menyukseskan acara ini," kata Dadang.

Hal senada diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Woro Titi Haryanti. Menurut dia, yang menjadi masalah dalam literasi adalah bukan saja minat baca yang rendah namun tidak adanya buku di masyarakat.

"Kami dari Perpusnas mengacungkan dua jempol, apapun kegiatannya selama mendekatkan buku kepada masyarakat, kami sangat mendukung. Karena selama ini buku itu tidak ada di masyarakat," kata Woro.

Ia berharap, para pemudik nantinya bisa membaca buku sambil menikmati perjalanan mereka pulang ke kampung halaman. Woro juga menegaskan, Perpusnas siap menyediakan tenaga bantuan apabila diperlukan.

Program bagi-bagi buku pada pemudik adalah yang pertama kali dilakukan dalam kerja sama tiga lembaga ini. Rosidayati mengatakan, dengan adanya program donasi buku tahun ini, di tahun-tahun yang akan datang bisa dilakukan kembali. Pelaksanaannya tahun ini juga diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi untuk ketiga lembaga ke depannya.

"Sebenarnya rencananya tunda aja tahun depan, tapi kayanya kalau kita mulai lebih awal itu lebih baik lagi," kata Rosidayati.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement