REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memutuskan mengizinkan pengusaha mengunjungi pabrik-pabrik di komplek industri Korea Utara (Korut) yang ditutup pada 2016, Jumat (17/5). Pemerintah Korsel sebelumnya menutup komplek industri tersebut setelah Korut melakukan uji coba nuklir.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel Lee Sang-min mengatakan pemerintah berencana mendiskusikan detail kunjungan itu dengan pejabat Korut. Pabrik-pabrik tersebut berada di Kaesong, kota perbatasan yang juga menjadi tempat beroperasinya kantor penghubungan dua negara Korea.
Pengumuman ini dilakukan ditengah melambatnya upaya mempererat hubungan antar-Korea. Perlambatan ini terjadi karena pertemuan antara Pemimpin Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Februari lalu gagal.
Lee mengatakan Kementerian Unifikasi Korsel memutuskan memberi izin kepada 193 penguasa untuk dapat memeriksa pabrik dan properti lainnya yang ditinggalkan Korut. Ia membantah spekulasi yang mengatakan Korsel mencoba membangun momentum membuka kembali komplek industri itu.
Korut sangat membutuhkan pabrik-pabrik itu untuk mendapatkan dana segar. Sejak ditutup, Pyongyang meminta Seoul melepaskan diri dari Washington dan mengoperasikan kembali pabrik-pabrik di Kaesong dan tur ke pegunungan Permata Korut.