REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR— Pemilihan presiden Aljazair yang sebentar lagi digelar sangat mungkin akan ditunda. Penegasan ini disampaikan seorang sumber pada Jumat (17/5), lantaran para pengunjuk rasa kembali turun ke jalan pada hari ke-13 pada Jumat. Mereka menuntut pemecatan elite yang berkuasa di negara tersebut.
Setelah dua dekade berkuasa presiden Abdelaziz Bouteflika pada bulan lalu akhirnya mundur lantaran mendapat tekanan dari para pengunjuk rasa dan militer, namun aksi unjuk rasa terus berlanjut. Aksi tersebut menuntut reformasi politik dan pemecatan semua pejabat elite yang berkuasa.
Pemilihan presiden sebelumnya dijadwalkan pada 4 Juli. Namun menurut sumber yang akrab dengan isu tersebut, pesta demokrasi ditunda karena kesulitan mengatur logistik dan antisipasi di jalan. "Tidak akan ada pemilu pada 4 Juli," kata dia kepada Reuters. Sumber itu meminta agar namanya dirahasiakan.
Ratusan pengunjuk rasa kembali turun ke jalan pada Jumat. Mereka menuntut agar presiden sementara Abdelkader Bensalah dan Perdana Menteri Noureddine Bedoui mundur. Keduanya ditunjuk Bouteflika beberapa hari sebelum dirinya lengser dari kursi kepresidenan.