REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyepakati pembayaran dividen sebesar Rp 561,58 miliar dengan nilai saham per unit Rp 53,029. Pembagian dividen kepada pemegang saham rencananya akan dilakukan pada pekan kedua Juni 2019.
Menurut Direktur Utama Bank BTN Maryono, dividen yang dibagikan tersebut merupakan 20 persen dari laba bersih Bank BTN 2018. Sementara 80 persen laba atau setara dengan Rp 2,24 triliun akan digunakan untuk ekspansi kredit, penguatan modal dan pengembangan usaha perseroan.
"Kita butuh penguatan modal tahun ini, apalagi ada PSAK 71," ujar Maryono usai RUPST, di Menara BTN, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).
Total aset BTN 2018 tercatat mencapai Rp 306,4 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 261,4 triliun. Pertumbuhan aset tersebut mencapai 17,24 persen atau berada diatas rata-rata industri yang tercatat 9,21 persen yoy.
Sementara itu kredit dan pembiayaan yang diberikan tercatat mencapai Rp 237,8 triliun, meningkat dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp 198,9 triliun. Kredit dan pembiayaan ini tumbuh 19,48 persen. Angka tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan kredit tahun 2018 lalu yang dicatatkan industri sebesar 11,75 persen yoy.
Dengan kinerja 2018, BTN tetap optimistis menghadapi tahun 2019 dengan memasang target peningkatan aset sebesar 11-13 persen yang akan didukung oleh peningkatan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Dengan membaiknya sektor properti, Kredit dan pembiayaan diharapkan manajemen tetap melaju dengan pertumbuhan 12-14 persen, sementara DPK ditargetkan tumbuh di angka yang sama yaitu 12-14 persen.
Maryono mengatakan Bank BTN fokus mengejar low cost fund untuk memperbesar porsi dana murah. Strategi yang ditempuh antara lain mengejar nasabah captive dengan menggunakan produk KPR sebagai entry poin, merangkul nasabah dari generasi milenial dan mengembangkan fitur digital banking, untuk meningkatkan dana murah berbasis transaksi.