Sabtu 18 May 2019 05:11 WIB

Indonesia Beri Sumbangan Kemanusiaan pada Pengungsi Suriah

Sumbangan kemanusiaan itu harumkan nama Indonesia di Lebanon

Rep: Farah Noersativa/ Red: Esthi Maharani
Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.
Foto: NEW YORK TIMES
Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para relawan kemanusiaan dari Golden Future Foundation atau GFF/Bandung memberikan sumbangan kemanusiaan kepada ratusan pengungsi Suriah yang berada di Saida, Lebanon Selatan. Lokasi itu  yang berjarak sekitar 36 km dari kota Beirut. Melalui kerja sama dan koordinasi KBRI Beirut dengan Kementerian Negara Urusan Pengungsi dan Palang Merah Lebanon,  Golden Future Foundation menyiapkan 770 kotak dus berisi bahan makanan. Bahan makanan itu seperti beras, minyak, dan gula,  serta mendistribusikannya secara langsung kepada para pengungsi.

Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Thohari mengatakan kegiatan yang yang dilakukan oleh GFF tersebut mengharumkan nama Indonesia di Lebanon. "Sebagai bangsa yang besar, tentunya Indonesia perlu memberikan kontribusi nyata bagi dunia," katanya, Jumat (17/5)

Hajriyanto juga mengimbau kepada lembaga-lembaga sosial kemanusiaan untuk turut memberikan perhatian dan kepedulian kepada para pengungsi di Lebanon. Pengungsi itu berjumlah hampir mencapai 2 juta orang, yaitu sekitar 1,4 juta pengungsi asal Suriah dan sekitar 500 ribu berasal dari Palestina.

Executive Manager pada Kementerian Negara Urusan Pengungsi Lina Naous, menjadi pihak yang membantu teknis penyaluran sumbangan. Dia menyampaian apresisasinya yang tinggi atas kontribusi bangsa Indonesia dalam pemberian sumbangan tersebut.

Dia menjelaskan, sebanyak 70 persen dari jumlah sumbangan diberikan kepada para pengungsi Suriah. Sementara sebanyak 30 persen dari sumbangan tersebut diberikan untuk penduduk Lebanon yang membutuhkan yang berada di sekitar lokasi pengungsi. Hal itu dilakukan untuk meredam adanya kecemburuan sosial.

Keberadaan hampir 2 juta pengungsi di Lebanon tersebut, kata Lina, sangat membebani perekonomian Lebanon. Sehingga Pemerintah Lebanon, khususnya melalui Kementerian Urusan Pengungsi, berupaya keras agar para pengungsi tersebut segera dapat kembali ke negara asalnya. Namun demikian, permasalahan pengungsi tersebut terus berlarut. Mereka belum mendapatkan jalan keluar terbaik.

Para pengungsi terlihat gembira saat mengantrel dus berisi bahan makanan itu. Melihat suasana tersebut, Managing Director di Kementerian Urusan Pengungsi, Assem Abi Ali mengatakan para penerima sumbangan dan para pembawa sumbangan sama-sama tersenyum bahagia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement