Sabtu 18 May 2019 11:20 WIB

Muhammadiyah: Renovasi Jangan Ubah Bangunan Asli Istiqlal

Taman masjid Istiqlal diminta lebih dipercantik.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Friska Yolanda
Pengunjung melintas di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (25/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung melintas di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menanggapi soal renovasi Masjid Istiqlal Jakarta. Ia mengatakan, renovasi masjid yang merupakan ikon ibu kota itu memang sudah saatnya dilakukan. Kendati begitu, ia menekankan agar renovasi itu tidak mengubah bangunan aslinya.

Menurutnya, beberapa bagian bangunan masjid memang sudah rusak dan terlihat kusam. Tidak hanya itu, sanitasi juga dinilainya rusak parah. 

Baca Juga

"Walaupun belum 1 abad, Masjid Istiqlal merupakan landmark Jakarta, bahkan Indonesia. Jadi bangunan harus dipertahankan," kata Mu'ti, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Sabtu (18/5).

Selain tidak mengubah bangunan asli, ia juga menyarankan agar taman masjid ini dipercantik. Masjid Istiqlal tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Menurutnya, Istiqlal juga merupakan simbol toleransi, perjuangan dan persatuan. 

Namun, ia menyayangkan Masjid Istiqlal yang akhir-akhir ini posisinya bergeser menjadi tempat aksi. Beberapa kali aksi dimulai dari Istiqlal. Padahal, masjid sejatinya digunakan untuk kegiatan yang terkait ibadah. 

"Perlu ada ketegasan dari pihak DKM agar posisi dan fungsi Istiqlal tetap sebagai pusat ibadah dan persatuan, bukan perlawanan," tambahnya. 

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin, mengatakan selain menjadi simbol rasa syukur rakyat dan bangsa Indonesia atas anugerah Kemerdekaan, Masjid Istiqlal juga berfungsi sebagai pusat kegiatan ibadah dan muamalah untuk kepentingan dan kemajuan syiar Islam di Indonesia. Selain itu, ia mengatakan masjid ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan perayaan Hari Besar Islam tingkat nasional yang dihadiri Kepala Negara dan Duta Besar Negara sahabat.

Tidak hanya itu, menurutnya, Masjid Istiqlal juga berfungsi sebagai tujuan wisata religi dan sejarah bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Termasuk, kunjungan Kepala Negara dan Duta Besar Negara sahabat. 

"Terima kasih banyak kepada Presiden Joko Widodo atas perhatiannya untuk merenovasi Masjid Negara, Masjid Istiqlal. Semoga dengan renovasi besar-besaran ini, masjid yang menjadi kebanggaan kita semakin menggairahkan umat untuk mencintai dan memakmurkan masjid," kata Amin. 

Untuk pertama kalinya sejak diresmikan pada 1978, Masjid Istiqlal di Jakarta akan direnovasi secara menyeluruh. Renovasi tersebut telah dimulai Mei 2019 ini.

Penandatanganan kontrak renovasi ini dilakukan oleh dua perusahaan BUMN, yaitu PT Waskita Karya selaku Kontraktor Pelaksana dan Manajemen Kontruksi oleh PT Virama Karya. Nilai pekerjaan renovasi akan menelan biaya sebesar Rp 465,3 miliar. 

Masjid istiqlal memiliki luas bangunan 24.200 meter persegi. Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 93.200 meter persegi. Masjid ini bisa menampung lebih dari 200 ribu jamaah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement