Sabtu 18 May 2019 13:48 WIB

Penukaran Uang di Banten Diprediksi Capai Rp 2,56 Triliun

Angka ini naik sebesar 26 persen dibanding penukaran uang tahun sebelumnya.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Gita Amanda
Petugas melayani penukaran uang pecahan kecil. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani penukaran uang pecahan kecil. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kanwil Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten memprediksi kebutuhan penukaran uang jelang lebaran akan mencapai Rp 2,56 triliun. Angka ini naik sebesar 26 persen dibanding kebutuhan penukaran uang pada tahun sebelumnya yang hanya Rp. 21,340 miliar.

Kenaikan ini menurut Penjabat Kepala Kanwil BI Provinsi Banten Erry P Suryanto untuk mengantisipasi kebutuhan libur panjang, kenaikan gaji dan adanya Tunjangan Hari Raya (THR) bagi PNS dan pegawai swasta. "Kami mengimbau masyarakat untuk menukarkan uangnya di lokasi penukaran resmi untuk mencegah resiko adanya uang palsu seperti kejadian yang viral di tahun sebelumnya di Cilegon," ucap Erry P Suryanto, saat menggelar konferensi pers di Gedung Kanwil BI Provisni Banten, Serang, Jumat, (17/5) lalu.

Baca Juga

Menurut Erry pihaknya saat ini sudah mempersiapkan 44 titik penukaran melalui kas keliling Bank Indonesia maupun penukaran bersama perbankan. Serta 60 titik lebih penukaran uang melalui kantor perbankan yang ditunjuk oleh masing-masing bank.

Perluasan titik penukaran uang di Banten dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar tidak tergoda untuk menukarkan uangnya di tempat-tempat yang tidak resmi sehingga beresiko timbulnya penjualan uang palsu. "Kalau yang kami lihat adanya orang-orang yang menyediakan jasa penukaran uang kan karena tempat penukaran uang resminya terbatas, saat ini kami perluas jadi semoga masyarakat tidak tergiur menukarkan di tempat tidak resmi, karena turunnya permintaan tukar uang di tempat tidak resmi ini sedikit semoga jumlah mereka juga jadi berkurang," tutur Erry.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement