Sabtu 18 May 2019 22:30 WIB

Pesawat Komersial Diminta Waspada Lintasi Teluk Arab

Peringatan melintas Teluk Arab menghindari salah sasaran.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Diplomat AS memperingatkan pesawat komersial yang terbang di atas Teluk Arab. Sebab, pesawat yang melintasinya bisa menjadi sasaran yang tak disengaja atau 'salah identifikasi' di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. 

Peringatan yang disampaikan pos-pos diplomatik AS pada Administrasi Penerbangan Federal menekankan adanya risiko ketegangan terhadap suatu wilayah yang penting bagi perjalanan udara global. Itu juga terjadi ketika Lloyd's of London memperingatkan akan meningkatnya risiko pengiriman laut di wilayah tersebut.  

Baca Juga

Peringatan itu disampaikan pada Sabtu (18/5) waktu setempat oleh diplomat AS di Kuwait dan UEA. Peringatan tersebut datang dari Pemberitahuan Federal Aviation Administration kepada Penerbang yang diterbitkan pada Kamis lalu di AS.  

Disebutkan dalam peringatan itu, pesawat komersial yang terbang di atas perairan Teluk Arab dan Teluk Oman perlu mewaspadai kegiatan militer dan naiknya ketegangan politik. Pesawat bisa mengalami gangguan navigasi dan komunikas  

"Peningkatan risiko yang tidak disengaja terhadap operasi penerbangan sipil AS karena adanya potensi salah perhitungan atau kesalahan identifikasi," kata peringatan itu, dilansir dari Arabnews, Sabtu (18/5).  

Teluk Arab telah menjadi pintu gerbang utama bagi perjalanan Timur-Barat dalam industri penerbangan. Bandara Internasional Dubai di Uni Emirat Arab, yang merupakan rumah bagi maskapai Emirates, adalah yang tersibuk di dunia untuk perjalanan internasional.  

Sementara maskapai penerbangan jarak jauh Etihad dan Qatar Airways juga beroperasi di Dubai. Dalam sebuah pernyataan, maskapai Emirates mengaku mengetahui pemberitahuan itu dan menghubungi pihak berwenang di seluruh dunia. "Tapi saat ini tidak ada perubahan pada operasi penerbangan kami," demikian pernyataan perusahaan.  

Keadaan ini terkait dengan dikeluarkannya perintah Gedung Putih kepada kapal perang dan pembom untuk menuju wilayah Teluk Arab dengan alasan demi menangkal ancaman Iran. Hal itu berakar pada keputusan Trump tahun lalu saat menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement