REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lewat kemenangan 6-0 atas Watford di partai final Piala FA, Sabtu (18/5) kemarin, Manchester City menjadi tim pertama yang bisa meraih status treble winners di kancah domestik sepak bola Inggris. Trofi Piala FA di laga itu melengkai titel Liga Primer Inggris dan gelar juara Piala Liga Inggris, yang telah diraih City sebelumnya.
Di pentas Piala Liga Inggris, The Citizen berhasil menjadi yang terbaik setelah menghempaskan Chelsea lewat babak adu penalti di parta final, akhir Januari silam. Sementara di kancah Liga Primer Inggris, City mampu mematahkan perlawanan sengit Liverpool dalam perburuan menuju tangga juara. The Citizen akhirnya menutup Liga Primer Inggris dengan keunggulan satu poin atas The Reds di puncak klasemen akhir.
Kesuksesan City di kancah domestik sepak bola Inggris pada musim ini pun akhirnya dilengkapi dengan keberhasilan membawa pulang trofi Piala FA, usai membekap Watford 6-0. Ini menjadi trofi Piala FA pertama City sejak terakhir kali meraih titel tersebut pada 2011 silam.
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengakui, musim ini bisa dibilang salah satu musim terbaiknya selama berkarier sebagai pelatih. Hal ini tentu tidak terlepas dari keberhasilan City menjadi yang terbaik di tiga kompetisi domestik pada musim ini.
Mantan pelatih Barcelona itu menyebut, salah satu keberhasilan timnya meraih tiga gelar domestik pada musim ini adalah lantaran mampu menjaga konsistensi permainan dalam 10 bulan terakhir. Di titik ini, Guardiola akhirnya menyebut, meraih tiga titel domestik Inggris jauh lebih sulit ketimbang meraih gelar Liga Champions.
''Kami menjadi tim pertama yang melakukannya. Artinya, mungkin akan ada tim lain yang bisa mengulangi prestasi ini. Namun, kami menjadi yang pertama, dan artinya, kami bisa tampl secara konsisten dalam 10 bulan terakhir. Saya menyukai Liga Champions, tapi menurut saya, meraih tiga gelar domestik Inggris lebih sulit ketimbang mendapatkan titel Liga Champions,'' tutur Guardiola seperti dikutip Sky Sports, Ahad (19/5).
Kendati begitu, berbeda dengan di pentas domestik, City justru masih belum mampu mengukir prestasi di kancah Liga Champions. Pada musim ini, City mesti puas terhenti di babak perempat final, setelah disingkirkan sesama tim asal Inggris, Tottenham Hotspur.
Kegagalan tersebut memperpanjang rekor buruk City di kancah Liga Champions, terutama saat mulai dibesut Pep Guardiola pada awal musim 2016/2017. Di tangan Pep, City tidak pernah menembus babak semifinal Liga Champions. Padahal, pada musim sebelumnya, City bisa tampil di fase semifinal kala masih ditangangi Manuel Pellegrini.