REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Purwakarta, mengintensifkan razia terhadap anak jalanan (anjal) dan gelandangan serta pengemis (gepeng). Mengingat, selama bulan puasa sampai lebaran mendatang, anjal dan gepeng kerap berkeliaran di sejumlah titik. Keberadaan mereka, dinilai sangat meresahkan masyarakat.
Kasi Operasi Penindakan Ketertiban Umum (Opsdal), Bidang Trantibum Satpol PP Purwakarta, Teguh Juarsa, mengatakan, pada akhir pekan ini razia gepeng dan anjal diintensifkan. Pasalnya, jumlah mereka semakin banyak. Bahkan, sepertinya mereka ditengarai anjal dan gepeng musiman dan ada yang mengkoordinir keberadaannya. "Sebab, di bulan-bulan biasanya kehadiaran anjal dan gepeng tak sebanyak saat bulan puasa," ujarnya, kepada Republika.co.id, Ahad (19/5).
Saat ini, sudah 50 anjal dan gepeng yang terjaring razia petugas. Mereka, dirazia saat beraa di sejumlah titik. Seperti, lampu merah Cikopo, Sadang, dan pusat-pusat perbelanjaan yang ada di perkotaan.
Meski demikian, lanjut Teguh, pihaknya lebih mengedepankan langkah persuasif. Mereka didata, kemudian dipulangkan ke daerah asalnya. Para anjal dan gepeng ini, merupakan warga pendatang. Tidak ada yang asli penduduk Purwakarta.
Teguh mengaku, jajarannya telah memrediksi bakal terjadi peningkatan serbuan anjal dan gepeng ini ke wilayahnya. Apalagi di momen puasa seperti sekarang ini. Untuk itu, pihaknya melakukan operasi sebagai langkah antisipasi. "Operasi ini, sebagai upaya untuk cipta kondisi menjelang lebaran," ujarnya.
Dia menambahkan, selain mengintensifkan operasi hingga malam lebaran. Pihaknya juga, akan menyiagakan petugas di sejumlah titik yamg selama ini menjadi tempat mangkal mereka. Supaya, mereka tak kembali lagi.
Sementara itu, Nani Sumarni (28 tahun) warga Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, mengaku, merasa terganggu dengan keberadaan anjal dan gepeng itu. Apalagi, dari perilaku mereka ada yang kurang sopan. Karena itu, dirinya sangat mendukung langkah Sat Pol PP dalam menyeterilkan wilayah dari serbuan anjal dan gepeng.
"Kalau kita sedang makan di pusat keramaian, mereka datang, ada yang mengemis, ada yang mengamen. Terkadang, suka ada yang memaksa meminta uang. Jelas ini sangat mengganggu," ujarnya.