REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemuda Remaja Islam Masjid Al Amin (Prisma Al Amin) menggelar Prisma Fair ke-19 di pelataran Kantor RRI, Radio Dalam, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/5) malam. Prisma Fair merupakan aktivitas sosial dan bentuk dakwah anak muda untuk menyebarkan ajaran agama Islam melalui kegiatan kreatif dan inovatif.
Ratusan masyarakat berpartisipasi dan memeriahkan kegiatan rutin yang dilaksanakan Prisma Al Amin tersebut. Prisma Fair 2019 menyajikan rangkaian program berupa tausiyah, bazar murah, sharing session, musik, santunan anak yatim, dan pembagian 1.000 kantong Beras untuk kaum dhuafa.
Ketua Umum Prisma Al Amin, Vinto Krisber, mengatakan remaja masjid ingin berbuat kebaikan dengan cara kreatif maka membuat Prisma Fair 2019 bertema Masjid Milenial. Acara tersebut mengandung pesan sosial, keilmuan dan pendidikan.
"Ada bazar, santunan anak yatim, dan pembagian kantong beras untuk kaum dhuafa, kita juga memberikan pemaparan masjid millennial di era digital," kata Vinto kepada Republika.co.id di sela-sela acara Prisma Fair 2019, Sabtu (18/5).
Mengenai konsep masjid milenial, ia menjelaskan, masjid bukan hanya tempat untuk ibadah shalat dan mengaji. Tapi tempat untuk membuat ide dan mengembangkan kreativitas yang bermanfaat untuk umum.
Kemudian ide dan kreativitas tersebut diwujudkan dalam sebuah kegiatan yang bermanfaat bagi anak muda dan masyarakat. Sehingga anak-anak muda yang datang ke masjid selain untuk beribadah, juga untuk menyalurkan ide dan kreativitas mereka.
Vinto mengatakan pihaknya sebagai remaja masjid bersikap netral dan tidak melakukan politik praktis. Prisma Al Amin fokus membangun masjid dan membuat acara untuk membahagiakan warga sekitar masjid. Sebagai contohnya kegiatan Prisma Fair yang sudah 19 kali diselenggarakan. Melalui Masjid Milenial, Prisma Al Amin bermaksud mengajak generasi milenial untuk lebih mencintai masjid. Serta mengajak mereka meningkatkan kualitas dan peran masjid dengan pendekatan yang sesuai dengan bahasa kaum milenial.
Vinto menyampaikan, Prisma Al Amin juga bergabung bersama organisasi remaja masjid lainnya seperti Indonesian Islamic Youth Economic Forum (Isyef). Isyef yang isinya anak-anak milennial membahas cara memakmurkan masjid dan membahas bagaimana memanfaatkan potensi ekonomi masjid.
"Masjid merupakan tempat yang berpotensi menjadi tempat bisnis, itu sudah dilakukan, seperti Isyef Point di Masjid Cut Meutia yang menjadi tempat ngopi dan nongkrong," ujarnya.