Senin 20 May 2019 10:56 WIB

Polda Metro Jaya Tangkap Lieus Sungkharisma

Lieus ditangkap atas dugaan kasus makar dan penyebaran berita bohong.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Lieus Sungkharisma.
Foto: Republika/Alfian Tiara Hilmi
Lieus Sungkharisma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro Jaya menangkap aktivis sosial, Lieus Sungkharisma atas dugaan makar dan penyebaran berita bohong. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono membenarkan penangkapan tersebut.

"Ya (Lieus Sungkharisma ditangkap)," kata Argo saat dikonfirmasi wartawan, Senin (20/5).

Baca Juga

Argo menyebut, laporan terhadap Lieus dilimpahkan dari Bareskrim Polri ke Polda Metro Jaya. "Ya, silakan ke Ditreskrimum (Polda Metro Jaya)," ujar Argo.

Sebelumnya, Lieus dilaporkan oleh seorang wiraswasta bernama Eman Soleman dengan nomor LP/ B/0441/V/2019/ BARESKRIM tanggal 7 Mei 2019. Dalam laporan polisi itu, Lieus disangkakan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 dan / atau Pasal 15, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 jo Pasal 87 dan / atau Pasal 163 bis jo Pasal 107.

Namun, Lieus tidak memenuhi panggilan pertama oleh Bareskrim Polri, Selasa (14/5). Ia mengaku, saat itu tidak datang karena masih mencari pengacara yang akan membelanya. 

"Kalau hari ini tidak hadir, saya belum dapat pengacara nih, ancamannya 20 tahun tuh seumur hidup lagi serem amat," ujar Lieus dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (14/5).

Lieus ingin dibela pengacara yang hebat, seperti Yusril Ihza Mahendra yang disebutnya sekarang dekat dengan Presiden Joko Widodo, dalam menghadapi kasusnya tersebut.

Yusril disebutnya dikenal akan membela orang yang dizalimi serta mau melakukan dengan pro-bono atau tidak dibayar. Namun, ia belum melakukan komunikasi terkait keinginannya itu dengan Yusril. "Belum (komunikasi), sejak beliau di istana kan ketemunya lebih susah. Kalo biasa kan ada acara apa jalan aja," tutur Lieus.

Menurut dia, dugaan makar layaknya yang ditudingkan tidak pernah dilakukan. Ia hanya pernah mengkritik pemilu karena banyaknya petugas KPPS yang meninggal. "Kalau gini kita suarakan, lalu disebut makar itu namanya menakut-nakuti rakyat. Besok saya tidak mau ngomong-ngomong lagi deh," ucap Lieus.

Pada panggilan kedua, Jumat (17/5), Lieus kembali tidak memenuhi panggilan penyidik. Ia menyebut belum menerima surat panggilan tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement