REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meresmikan Bengkel Kreatif Hello Indonesia (BKHI). BKHI diresmikan dengan ditandatanganinya prasasti BKHI oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.
Selain meresmikan BKHI, Said juga meluncurkan Program 1.000 Kedai Mini Kafe Indonesia Creative Santripreneurship sebagai tempat santri-santri NU yang ingin mengembangkan usahanya.
Pendiri BKHI, Holis Satriawan, mengatakan PBNU menyediakan 1.000 kedai mini diluncurkan untuk kemitraan usaha kreatif tanpa modal, tanpa hutang, dan tanpa bunga bagi para anak muda.
"(1.000 kedai mini) untuk santri yang mau mengembangkan usaha," kata Holis Satriawan dalam penandatanganan prasasti dibukanya BKHI NU di Jl Merpati Raya No 33, Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Ahad (19/5) kemarin.
Holis menuturkan BKHI dan 1.000 kedai mini ini didirikan PBNU untuk memberikan wadah kepada generasi muda yang mempunyai jiwa kreativitas. Namun terkendala dengan permodalan dan pengembangan kreativitas. Holis berharap BKHI dan 1.000 kedai mini dapat menjadi media santri-santri NU mengembangkan kreativitasnya terutama dalam dunia usaha.
Dalam sambutannya, Kiai Said menyambut baik dibukanya BKHI. Menurutnya. NU sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar tentu memiliki tanggung jawab besar dalam membangun umat dalam segala hal. "Untuk itu perlu ditopang oleh kekuatan ekonomi karena ekonomi bagian utama dalam perjuangan membangun kesejahteraan umat," katanya.
Maka dari itu, untuk dapat mencapai itu hal tersebut, NU bekerjasama dengan Yayasan Seni Untuk Bangsaku (YSUB) mendirikan Seribu Kedai Hello Kopi Nusantara di seluruh Indonesia. Seribu Kedai Hello Kopi ini merupakan sebuah program kemitraan usaha kreatif mandiri tanpa modal, tanpa hutang, tanpa bunga seribu kedai kreatif, dan ikonik.
"Program ini akan memberikan pelatihan kepada 1.000 Nahdliyin untuk menjadi para kreatif ekonomi NU yaitu 1.000 kedai kepada seluruh santri-santri kita," ”Katanya
Untuk mengembangkan usaha tersebut NU akan menjalin kerja sama dengan pengusaha Jepang guna membangun bisnis berbasis teknologi. Sinergitas ini tentunya akan membangun Indonesia lebih maju. Sebab menurutnya, yang menguasai jaringan teknologi dialah yang menguasai dunia.
Oleh karena di masa mendatang, Nahdliyin, harus menjadi pelaku yang membangun ekonomi kesejahteraan masyarakat, tidak saja sebagai penonton. "Ke depan bukan menjadi penonton tapi menjadi pelaku," kata dia.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengapresiasi BKHI yang didirikan Muhammad Holis Satriawan sebagai wadah kreativitas anak muda khususnya kaum santri, agar tidak berhenti pada tataran gagasan, namun lebih pada karya nyata. Karena generasi produktif yang akan mampu bersaing di era global milenial saat ini serta mendatang.
Karya yang terus berkembang untuk tahun ini dibuktikan dengan meluncurkan Program 1.000 Kedai Mini Cafe Kemitraan Santri Kreatif Indonesia serta pendataan secara digital 92 juta warga NU (Big Data Closed Market Project 92M Digital Member Platform).
"Bengkel Kreatif Hello Indonesia ini merupakan ikon baru kreatifitas anak muda yang membanggakan dan perlu digaungkan keseluruh anak muda penjuru tanah air. Ini bisa menjadi wadah anak-anak muda untuk lebih kreatif, responsif, dan inovatif," kata Imam.
Banyak yang dapat disinergikan dengan Kemenpora bersama BKHI. Seperti program unggulan Kirab Pemuda yang terus menggugah semangat anak muda tanah air untuk terus menggali kreativitas.
"Saya berharap tempat ini dapat menjadi pengemblengan para pemuda yang pasca-Kirab Pemuda terus mengasah dan mengembangkan kreatifitasnya. Apa-apa hasanah budaya nusantara yang ditemukan di berbagai provinsi dapat dimatangkan dan diasah di sini," tambahnya.
Kehadiran Bengkel Kreatif Hello Indonesia (BKHI) memang sangat diperlukan untuk para pemuda pada umumnya. Menpora juga berharap dapat bermanfaat untuk para atlet. Para atlet yang merupakan kaum muda dengan skil khusus ternyata juga memiliki sisi lain yang dapat dikembangkan, terutama pasca keatletannya.
Oleh karenanya sarana sarana seperti BKHI perlu juga sebagai wahana pembelajaran sengal bekal dikemudian hari."Tempat ini juga perlu untuk para atlet. Setidaknya selain refresing, sekali waktu para atlet bisa menempa dan menggali lebih dalam karena mereka punya potensi lain yang dapat dikembangkan," katanya.
Selain Menpora dan Ketua Umum PBNU, kegiatan ini juga dihadiri oleh KH Abdul Manan Abdul Ghani, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Ketua PWNU Banten KH Bunyamin, para kiai di wilayah Jabodetabek, Kementerian Koperasi dan UKM, Perwakilan dari Pemkot Tangsel, Kementerian Pertanian, Lion Air, Duta Besar Jepang, para pengusaha Jepang dan kreator muda Indonesia.