REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina yang baru Volodymyr Zelenskiy mengambil sumpah jabatannya pada Senin (20/5). Ia langsung mengumumkan akan membubarkan parlemen dan menggelar pemilu cepat untuk meraih banyak kursi di legislatif yang masih dikuasai pendukung pendahulunya.
"Saya membubarkan Rada (parlemen) dalam pertemuan kedelapan," kata Zelenskiy, Senin (20/5).
Zelenskiy, seorang pelawak yang tidak memiliki pengalaman politik memenangkan pemilihan presiden pada bulan lalu. Tapi partainya yang masih baru tidak memiliki wakil di parlemen. Maka, cukup dimengerti mengapa ia ingin menggelar pemilu cepat di saat popularitasnya masih tinggi.
Dalam pidato sumpah jabatan Zelenskiy mengatakan tugas pertamanya adalah melakukan gencatan senjata di sebelah timur Ukraina di mana mereka sudah berperang melawan separatis yang didukung Rusia selama lima tahun terakhir. Perang yang telah menewaskan sekitar 13 ribu orang.
Ia menambahkan dialog dengan Rusia hanya dapat terjadi jika mereka mengembalikan wilayah Ukraina dan melepaskan tahanan perang. Sangat penting baginya untuk dapat bekerja sama dengan parlemen agar ia mampu memenuhi harapan pemilihnya dan juga meloloskan reformasi yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran bantuan asing.
Zelenskiy meminta legislator Ukraina menggunakan waktu selama dua bulan sebelum pemilihan cepat dilakukan. Ia meminta parlemen untuk meloloskan undang-undang yang akan melucuti kekebalan hukum pejabat dari kejahatan memperkaya diri sendiri.
"Anda memiliki waktu dua bulan untuk ini, lakukan dan Anda pantas mendapatkan medali," katanya.